Usulan Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya kepada Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur agar tidak memperpanjang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) menuai respons dari kalangan pengusaha kuliner.
“Kalau dilihat dari PSBB pertama sampai terakhir, sangat berdampak sekali (ke bisnis kuliner). Kita sih berharap tidak ada PSBB jilid 4,” kata Hendy Setiono Founder & CEO Baba Rafi Enterprise, Senin (8/6/2020).
Meski demikian, jika pemerintah tetap menjalankan PSBB jilid 4, pihaknya tetap akan mematuhi aturan pemerintah sesuai protokol kesehatan.
“Kalau ada Jilid 4, kita patuh dan setuju aja. Asal, ada pelonggaran. Sebenarnya, kalau disuruh memilih, dilihat dari segi ekonomi jelas kami memilih tidak ada PSBB,” lanjut pengusaha kuliner waralaba asal Surabaya ini.
Hendi menambahkan, makanan kebab Turki yang menjadi bisnisnya, memang rata-rata lebih diminati masyarakat pada jam-jam malam. Ketika terjadi pembatasan jam malam saat PSBB, praktis seluruh store kebabnya, tidak bisa beroperasi pada malam hari. Apalagi, sudah ada aturan tidak bisa dimakan di tempat. Omset pun turun 40 persen karena jumlah mitra, vendor, dan pemasok sudah berkurang.
Dampaknya tentu saja ke ekonomi banyak orang, termasuk driver ojek online yang selama ini cukup mengandalkan pengiriman makanan lewat aplikasi.
Hendy Setiono berkomitmen, di tengah situasi sulit saat ini, tetap tidak akan memutus hubungan kerja karyawan.
“Kalau PHK, kita nggak melakukan. Kita masih bisa bertahan meski susah payah. Beberapa restauran saya juga gak bisa 24 jam. Ya logikanya, ada penghasilan tapi nggak bisa nabung. Makanya, kita berharap agar jam buka bisa dilonggarkan kembali,” lanjutnya.
PSBB di Surabaya sendiri bakal berakhir hari ini, Senin (8/6/2020). Hingga Minggu malam (7/6/2020), rapat di Gedung Grahadi yang dipimpin Pemprov Jatim belum memberi keputusan terkait hal tersebut. (bid/ang/ipg)