Sabtu, 23 November 2024

Percepat Masa Tanam Padi di Jatim, Khofifah Turun ke Sawah

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan

Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur menginisiasi Gerakan Percepatan Tanam Padi di musim kemarau demi mengantisipasi krisis pangan di tengah Pandemi Covid-19.

Beberapa waktu lalu, Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) mengeluarkan peringatan bahwa bukan tidak mungkin pandemi Covid-19 akan menyebabkan terjadinya krisis pangan di seluruh dunia.

Joko Widodo Presiden pun, pada pertengahan terjadinya pandemi Covid-19 telah memerintahkan pemerintah daerah di seluruh Indonesia memastikan ketahanan pangan do masing-masing wilayah.

Sebab itulah, gubernur perempuan pertama di Jatim yang juga Mantan Menteri Sosial itu meminta lima daerah lumbung pangan di Jatim melakukan percepatan penanaman padi untuk kedua kalinya di 2020.

Sebagai bentuk percontohan, Khofifah pun turut serta turun ke sawah untuk menanam padi bersama warga di Desa Bangunjaya, Kecamatan Pakel, Kabupaten Tulungagung, Minggu (7/6/2020).

Maryoto Birowo Bupati Tulungagung, Heru Tjahjono Sekdaprov Jatim, serta sejumlah petinggi Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Tulungagung, turut serta mendampingi Khofifah.

Gubernur bilang, tanam padi dengan sistem tanam jajar legowo dengan varietas Inpari-42 di desa itu adalah upaya untuk mewujudkan ketahanan pangan dalam menghadapi kemarau panjang 2020.

“Gerakan percepatan tanam ini menjadi momentum untuk kembali memperkuat kemandirian pangan kita, sehingga tidak terjadi krisis pangan saat kemarau panjang di tengah pandemi Covid -19,” ujarnya.

Selain Tulungagung, empat daerah lain yang selama ini menjadi daerah penghasil padi di Jawa Timur dan menjadi lumbung pangan antara lain Kabupaten Ngawi, Nganjuk, Tuban, dan Jember.

Tidak hanya menjadi lumbung pangan bagi masyarakat di Jawa Timur, lima daerah itu juga menyanggah kebutuhan pangan masyarakat di 16 provinsi di wilayah Indonesia bagian timur.

“Jawa Timur menjadi provinsi penyangga 16 provinsi di Indonesia, khususnya yang ada di bagian Timur. Hampir 80 persen kebutuhan logistik di 16 provinsi itu disuplai dari Jawa Timur,” kata Khofifah usai menanam padi.

Demi mendapat hasil yang optimal, Khofifah pun menugaskan Kepala Dinas Pertanian Jatim dan tim pertanian untuk melakukan monitoring masa tanam di masing-masing wilayah lumbung pangan.

Dia berharap, dengan dimulainya masa tanam sampai dengan masa panen tidak terjadi gangguan sehingga hasil panen padi di Jatim semakin produktif dan harganya semakin kompetitif.

Perlu diketahui, pada semester pertama 2020 ini luas lahan panen padi di Jatim mencapai 1.120.153 hektare dengan perkiraan hasil produksi padi mencapai 6.183.310 ton gabah kering giling (GKG).

Dengan perkiraan gabah kering giling yang dihasilkan, padi yang bisa dihasilkan dari seluruh lahan panen di Jatim pada semester pertama tahun ini setara dengan 4.066.348 ton beras.

Sementara itu, potensi konsumsi beras masyarakat di Jawa Timur diperkirakan mencapai 2.133.143 ton beras. Sehingga pada semester pertama ini surplus beras di Jatim diperkirakan mencapai 1.933.205 ton.(den/iss/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs