Puluhan santri Jaringan Santri Nusantara menuntut Fadli Zon Wakil Ketua Umum Gerinda meminta maaf atas puisi yang mereka anggap melecehkan KH Maimoen Zubair Kiai Sepuh Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang.
Ahmad Zazuli Koordinator Jaringan Santri Nusantara mengatakan, bahasa puisi berjudul “Doa yang Ditukar” itu memang bersayap. Tapi mereka tetap yakin puisi itu ditujukan kepada Kiai Sepuh yang biasa disapa Mbah Moen itu.
Bahkan meski telah ada pernyataan dari Fadli Zon bahwa puisi itu tidak ditujukan kepada KH Maimoen Zubair, mereka tetap meyakini puisi itu melecehkan Mbah Moen yang sempat salah sebut nama Prabowo ketika dikunjungi Joko Widodo, beberapa waktu lalu.
“Bahasanya memang bersayap, tapi kami tahu, kok, puisi itu benar-benar ditujukan kepada Kiai Haji Maimoen Zubair,” ujarnya di tengah aksi rekan santrinya yang membawa spanduk tuntutan agar Fadli Zon segera meminta maaf.
Zazuli mengatakan, aksi mereka kali ini merupakan aksi puncak dari serangkaian unjuk rasa oleh santri yang tergabung di Jaringan Santri Nusantara di berbagai daerah di Indonesia, sejak beberapa waktu lalu.
Sejumlah daerah dia sebutkan, beberapa di antaranya santri di Malang, Jember, Probolinggo, Kerawang, Kudus, dan Demak telah melakukan aksi serupa meminta Fadli Zon menyatakan maaf.
“Setelah kami rembug bersama para santri senior di Jaringan Santri Nusantara, kami sepakat besok ada yang melaporkan pelecehan Kiai yang membuat marah santri ini ke pihak kepolisian,” ujarnya.
Mereka menuntut agar Fadli Zon meminta maaf secara terbuka disaksikan awak media massa. Tapi tidak cukup itu, Fadli Zon juga mereka minta meminta maaf secara langsung kepada Mbah Moen di Ponpes Al-Anwar.
Mereka mengancam, tidak akan mendukung partai yang dipimpin oleh Fadli Zon. Zazuli mengatakan, para santri di Jaringan Santri Nusantara seluruh Indonesia juga sepakat tidak akan memilih paslon presiden yang didukung oleh Fadli Zon.(den/iss/ipg)