Jumat, 22 November 2024

Pemerintah Siapkan Peta Jalan Pendidikan Sesuai Tantangan Zaman

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Joko Widodo Presiden RI. Foto: Biro Pers Setpres

Joko Widodo Presiden bersama jajaran terkait, siang hari ini, Kamis (5/6/2020), menggelar rapat kabinet virtual, membahas peta jalan pendidikan tahun 2020-2035.

Presiden menegaskan, Indonesia harus bisa mengantisipasi perubahan-perubahan besar yang terjadi.

Menurutnya, perubahan global serta disrupsi teknologi yang berdampak pada berbagai termasuk pendidikan, menuntut adaptasi atau penyesuaian terhadap sistem pendidikan.

Maka dari itu, sistem pendidikan mulai dari prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah, vokasi, hingga pendidikan tinggi harus mampu menjawab kebutuhan perubahan besar yang terjadi.

“Kita harus mengantisipasi perubahan-perubahan besar yang terjadi di dunia ini mulai dari disrupsi teknologi yang berdampak pada semua sektor baik penerapan otomatisasi, artificial intelligence, big data, _internet of things, dan lain-lain. Kita juga harus mengantisipasi perubahan demografi profil sosio-ekonomi dari populasi yang termasuk perubahan dalam pasar tenaga kerja yang lebih fleksibel, perubahan lingkungan, hingga perubahan struktural yang sangat cepat akibat pandemi Covid-19,” ujarnya.

Jokowi menambahkan, banyak negara yang sudah mengubah sistem pendidikan mereka untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.

Hal itu penting dilakukan, karena cara kerja di masa mendatang akan jauh berbeda dengan cara kerja masa sekarang.

“Cara bekerja pada masa depan akan jauh lebih berbeda dengan yang kita alami hari ini, maka pembentukan SDM yang unggul di masa depan tidak bisa lagi berdasarkan perkembangan ilmu yang dibentuk berdasarkan tren masa lalu, tapi mengacu tren masa depan,” tegas Presiden.

Tolok ukurnya, sambung Jokowi, dapat diperoleh melalui benchmarking terhadap negara-negara yang diketahui telah berhasil mengadaptasi sistem pendidikan mereka.

Di antaranya, Australia untuk sistem pendidikan anak usia dini, Finlandia untuk sistem pendidikan dasar dan menengah, Jerman untuk pendidikan vokasi, dan Korea Selatan untuk sistem perguruan tingginya.

Lebih lanjut, Presiden mengingatkan yang nantinya akan dibentuk oleh adaptasi sistem tersebut merupakan SDM yang berkarakter, berakhlak mulia, serta memegang nilai-nilai budaya Indonesia dan Pancasila.

“Seadaptif apapun sistem pendidikan kita yang harus berubah, pendidikan karakter terhadap keluhuran bangsa tidak boleh ditinggalkan. Pendidikan karakter tidak boleh dilupakan karena sangat penting dalam pembangunan mental dan karakter bangsa,” tuturnya.

Kemudian, dalam mengimplementasikan peta jalan pendidikan 2020-2035, Presiden menyebut perlunya target-target tinggi dan terukur mengenai hasil belajar berkualitas, perbaikan kualitas guru, kurikulum, maupun infrastruktur sekolah, dan bagaimana mewujudkan distribusi pendidikan yang inklusif dan merata.

Kepala Negara menegaskan, berhasilnya reformasi di bidang pendidikan bukan cuma ditentukan oleh satu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan saja, melainkan harus didukung segenap komunitas pendidikan, kementerian dan lembaga lain, masyarakat, pemerintah daerah, juga kemitraan dengan pihak swasta.

“Karena reformasi pendidikan bukan hanya mencakup penyesuaian kurikulum, pedagogi, dan metode penilaian, tapi juga menyangkut perbaikan infrastruktur, penyediaan akses teknologi, dan yang berkaitan dengan dukungan pendanaan,” pungkasnya. (rid/ang/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
29o
Kurs