Minggu, 24 November 2024

Warga Madiun Produksi Face Shield Beromzet Jutaan Rupiah

Laporan oleh Iping Supingah
Bagikan
Proses pembuatan face shield atau pelindung wajah di tempat Sugiyanto (42), warga Kelurahan Mejayan, Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun, Jatim. Tiingginya permintaan saat pandemi corona membuat usaha tersebut beromzet jutaan rupiah. Foto: Antara

Seorang warga di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, menangkap peluang saat pandemi COVID-19 dengan memproduksi face shield atau pelindung wajah yang banyak dibutuhkan hingga beromzet jutaan rupiah per bulannya.

“Produksinya sejak dua bulan terakhir. Setiap hari pemesanannya semakin tinggi karena banyak yang butuh,” ujar Sugiyanto (42), sang pembuat face shield warga Kelurahan Mejayan, Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun, Rabu (3/6/2020), seperti dilansir Antara.

Ia menuturkan, awalnya tidak sengaja memproduksi benda yang merupakan bagian dari alat pelindung diri tersebut. Ia mendapat pesanan dari saudaranya yang bekerja di salah satu Puskesmas yang ada di Kabupaten Madiun.

Untuk tahap awal, ia memenuhi pesanan saudaranya tersebut dengan pesanan ke luar daerah. Seiring tingginya kebutuhan, ia akhirnya membuat sendiri karena harga di pasaran yang dirasa sangat mahal.

Berbekal ketrampilannya yang memiliki usaha pembuatan pernak-pernik dan merchandise payung, Sugiyanto akhirnya memproduksi sendiri pelindung wajah tersebut hingga akhirnya dipasarkan secara daring maupun manual.

Seiring tingginya pesanan, ia bisa memproduksi sebanyak 500 hingga 1.000 unit pelindung wajah setiap harinya. Untuk memenuhi permintaan pasar tersebut, ia mempekerjakan tetangganya yang kebanyakan dipulangkan atau terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat pandemi corona.

“Untuk memenuhi pemesanan, Saya dibantu 10 orang. Selain tetangga, ada teman dan juga keluarga,” kata dia.

Pemesannya kebanyakan adalah Gugus Tugas Covid-19 dan perusahaan. Pihaknya juga telah memiliki 20 reseller. Untuk harga bervariasi, bergantung ketebalan mika sebagai bahan dasarnya.

“Harga yang dipatok berkisar Rp15 ribu sampai Rp25 ribu per satu alat pelindung wajah tersebut,” katanya.

Ia mengungkapkan usaha produksi pernak-pernik dan merchandise payungnya sedang macet karena dampak corona. Peluang menekuni bisnis tersebut dirasa lebih besar sebab harga di pasaran mencapai Rp50 ribu per satuannya dan dirasa tidak masuk akal.

“Terlalu mahal kalau dilihat dari spek bahan yang digunakan. Akhirnya buat sendiri dan Alhamdulillah responnya bagus,” kata dia.

Sejak menekuni bisnis tersebut, omzet yang diraihnya mencapai belasan juta rupiah per bulan. Bulan April lalu sekitar Rp11 juta dan bulan Mei lalu bisa mencapai Rp15 juta.

Ia bersyukur di balik kesulitan karena wabah corona masih bisa bertahan. Hal yang membuat dirinya bahagia bukan hanya keuntungan yang didapat, namun juga bisa membantu tetangganya yang tidak memiliki pekerjaan untuk memiliki penghasilan.(ant/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Minggu, 24 November 2024
27o
Kurs