Nono Sampono Wakil Ketua DPD RI bersama sejumlah senator, Selasa (2/6/2020), meninjau kesiapan kegiatan belajar mengajar di sekolah sebelum penerapan prosedur normal cara baru (new normal), menjelang dimulainya tahun ajaran baru 2020-2021.
Sekolah yang dikunjungi para senator adalah Tiara School, Jakarta.
Dalam keterangannya, Nono Sampono mengatakan, DPD akan melakukan komunikasi dengan pihak terkait seperti Kementerian Pendidikan dan Kementerian Agama, membahas rencana pemberlakuan new normal.
Karena, wacana pemberlakuan new normal pascaberakhirnya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), mendapat penolakan sejumlah pihak, baik para tenaga pendidik, dan orang tua murid.
“Saya memahami betul apa yang menjadi keluhan Bapak/Ibu para guru dan tenaga pendidik. Wacana new normal memang bagaikan dua mata pisau. Kalau tidak dijalankan, otomatis negara secara ekonomi dalam keadaan bahaya, kalau dijalankan, faktanya jumlah pasien wabah Covid-19 belum turun,” ucapnya.
Nono Sampono menilai, new normal adalah salah satu bentuk upaya pemerintah untuk memulihkan ekonomi nasional yang terguncang akibat wabah Covid-19.
“Kita ambil contoh, Pemda DKI Jakarta, gaji ASN dan pegawainya semua diambil dari hasil pajak restoran, hotel, mall dan lain sebagainya. Kalau tempat usaha itu ditutup terus, pendapatan daerah dari mana lagi,” tuturnya.
Senator asal Maluku itu menjelaskan, kalau ekonomi runtuh, maka keselamatan negara akan terganggu. Lebih lanjut, dia juga berharap kejadian seperti krisis moneter 1998 tidak terulang di Indonesia.
“Saya sudah berpengalaman bagaimana menghadapi masyarakat ketika emosinya sudah memuncak. Mereka tidak akan lagi takut dengan aparat. Apalagi kalau sudah urusan isi perut, TNI/Polri bersenjata lengkap juga tidak takut,” terangnya.
Supaya krisis tidak terjadi lagi, Nono meminta upaya pemerintah memulihkan sektor ekonomi mendapat dukungan seluruh elemen masyarakat.
“Yang menjadi persoalan selanjutnya, kalau new normal berjalan, para orangtua kembali bekerja seperti biasa, meski anak sekolah dari rumah, itu juga masalah. Ini yang saya katakan bagaikan dua sisi mata pisau tadi. Dengan mendengar dan menampung aspirasi Bapak/Ibu Inilah nantinya akan kita bahas bersama mencari solusinya,” tegasnya.
Pada kesempatan yang sama, Fahira Idris Senator asal DKI Jakarta berpendapat, kalau new normal harus diberlakukan, sebaiknya Kemendikbud tidak terburu-buru membuka sekolah dengan sistem tatap muka.
“Hemat saya, sekolah kembali dibuka dengan sistem belajar daring. Terpenting, pemerintah harus benar-benar menyediakan perlengkapan sekolah untuk proses belajar mengajar melalui online. Kendala masyarakat khususnya orang tua wali murid selama ini terkait dengan internet. Ini yang harus dipikirkan pemerintah,” ujar Fahira.
Sementara itu, Silvyana Murni Senator asal DKI Jakarta juga berpendapat, sebelum pandemi berakhir, sebaiknya sekolah tetap dilaksanakan dari rumah masing-masing.
“Yang terpenting, aturanya jelas, tidak memberatkan anak didik dan orangtua,” kata mantan calon Wakil Gubernur DKI Jakarta itu.(rid/iss/ipg)