Sabtu, 23 November 2024

Mobil PCR yang Sempat Jadi Polemik Sudah Beroperasi di Surabaya

Laporan oleh Zumrotul Abidin
Bagikan
Ilustrasi. Mobil PCR bantuan BNPB beroperasi di Gelora Pancasila Jalan Padmosusastro, Suara Surabaya, Sabtu (30/5/2020). Foto : Istimewa

Mobil laboratorium polymerase chain reaction (PCR) yang sempat menjadi polemik antara Pemkot Surabaya dan Pemprov Jatim akhirnya beroperasi di Surabaya. Dua mobil PCR bantuan BNPB itu beroperasi melayani tes swab warga ke sejumlah titik Surabaya, Sabtu (30/5/2020).

M. Fikser Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Covid-19 Surabaya mengatakan, sejak pagi hingga sore hari mobil PCR itu keliling melayani tes swab yang sudah dijadwalkan Pemkot Surabaya.

“Sudah beroperasi hari ini mulai pagi sampai sore, saya kirim datanya ya,” katanya dikonfirmasi suarasurabaya.net, Sabtu malam.

Fikser mengatakan, dua mobil mobil PCR BNPB sudah melayani 600 spesimen swab pasien. Rinciannya, pasien rawat inap di RS Husada Utama 100, RSUD Soewandhie 150 dan RS Jiwa Menur 50. Lalu, mobil PCR lainnya, melayani 300 spesimen swab pasien yang membutuhkan swab ulang di Gelora Pancasila Jalan Padmosusastro.

Di dua hari sebelumnya, pada Rabu 27 Mei satu mobil PCR ini sudah melayani 10 spesimen penghuni Asrama Haji. Lalu dilanjut Kamis 28 Mei di Asrama Haji lagi dengan spesimen 190, sehingga total sudah 200 spesimen.

Dua mobil PCR ini beraoperasi sejak pukul 10.00 WIB sampai selesai, mobil dan belasan petugas melayani test swab Orang Dalam Pengawasan (ODP), Orang Tanpa Gejala (OTG), Pasien Dalam Pengawasan (PDP) serta Orang Dalam Resiko (ODR).

Sementara itu, Febria Rachmanita Koordinator Bidang Pencegahan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya mengatakan, selain menggelar tes swab menggunakan mobil PCR dari BNPB, Pemkot juga menggelar rapid test massal dan swab menggunakan dua mobil PCR bantuan dari BIN.

“Hari ini juga dilaksanakan di Jalan Gresik PPI dari BIN, kapasitas sekitar 750 an. Tapi besok ada lagi di sini (PPI) kurang lebih 600 an. Kemudian, satu unit mobil PCR dari BIN lagi di Terminal Manukan Kulon dengan kapasitas sekitar 600 – 700 an,” katanya.

Untuk mekanismenya, Feny menjelaskan, setelah warga mengikuti rapid test dan hasilnya dinyatakan reaktif, selanjutnya mereka dilakukan pemeriksaan swab. Nah, sembari menunggu swab itu warga melakukan isolasi di hotel. Kemudian, jika swab hasilnya positif, maka dia menjalani isolasi di Hotel Asrama Haji. “Kalau mobil PCR dari BNPB itu langsung swab, sedangkan mobil PCR dari BIN ada rapid test dulu,” jelasnya.

Salah satu warga dari Kelurahan Gading Surabaya yang enggan disebutkan namanya mengaku lega dengan adanya tes Swab ini. Warga ini mengaku mengantarkan neneknya yang sebelumya dinyatakan reaktif saat menjalani rapid test. “Lebih cepat lebih baik. Biar kita sebagai keluarga ndak was-was. Belum lagi dengan tetangga,” kata dia saat ditemui di sela kegiatan tes swab di Gelora Pancasila.

Saat dikonfirmasi terkait mobil PCR dari BNPB yang kemarin sempat dialihan ke daerah lain, ia menilai bahwa seharusnya Surabaya lebih diprioritaskan lantaran jumlah pasien baik positif maupun PDP jauh lebih banyak. Bukan sok minta diutamakan, namun menurut pria ini penanganan Covid-19 di Surabaya sangat berpengaruh ke daerah lain agar tidak menyebar.

“Betul itu Bu Risma. Kalau di sini (Surabaya) segera diatasi atau diprioritaskan, secara otomatis angka pasien akan menurun dan itu jelas berpengaruh ke daerah lain, mengingat Surabaya adalah Ibu kota,” katanya.(bid/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs