Jumat, 22 November 2024

Soal Mobil PCR Bantuan Pusat, Pemprov Jatim Menduga Ada Miskomunikasi

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Dokter Joni Wahyuhadi Ketua Tim Kuratif Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Jatim. Foto : Istimewa

Ketegangan antara Pemprov Jatim dengan Pemkot Surabaya kembali terjadi berkaitan pemanfaatan dua mobil tes PCR bantuan dari pemerintah pusat. Pihak Pemprov Jatim menduga ada miskomunikasi.

Dokter Joni Wahyuhadi Ketua Tim Kuratif Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Jatim mengatakan, mobil PCR yang dipinjamkan oleh pusat itu bertujuan untuk mempercepat tes PCR di Jatim.

Sampai hari ini, Jumat (29/5/2020), penambahan kasus infeksi Covid-19 di Jatim masih eksponensial. Ada 139 kasus baru yang memang masih didominasi kasus baru di Surabaya.

Namun, Joni mengatakan, yang membutuhkan keberadaan mobil PCR ini tidak hanya Kota Surabaya. Daerah lain yang juga merupakan zona merah penularan penyakit akibat SARS CoV-2 juga butuh.

“Kami tahu, tes PCR itu diperlukan di rumah sakit dan dinas kesehatan. Dengan PCR yang tepat, kita bisa mengisolasi secara tepat. Mana yang sakit mana yang berisiko,” ujarnya dalam konferensi pers di Grahadi.

Mobil mesin Polymerase Chain Reaction (PCR) bantuan dari pemerintah pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Foto : Istimewa

Joni yang ditunjuk Gubernur sebagai koordinator mobilitas mobil PCR itu mengakui, pada hari pertama mobil itu beroperasi, Rabu (27/5/2020), dia tempatkan di RS Universitas Airlangga.

“Tujuannya untuk mensubstitusi RSUA yang saat ini mesin PCR-nya bermasalah. Untuk melanjutkan PCR di sana. Sorenya saya koordinasi dengan Kadinkes Kota, diarahkan ke Asrama Haji,” ujarnya.

Dia mengakui, karena sudah sore, pada Rabu itu hanya 10 spesimen saja yang bisa dites. Tetapi Kamis pemeriksaan kembali dilanjutkan di Asrama Haji, sehingga ada 100 spesimen yang dites.

Saat itu, baru satu mobil PCR bantuan dari Gugus Tugas Covid-19 pusat yang tiba. Satu unit lagi baru tiba pada Rabu malam. Joni pun menilai, Sidoarjo juga membutuhkan pelaksanaan tes.

“Maka besoknya kami arahkan mobil itu seharian di Sidoarjo. Karena setelah kami lihat datanya, Sidoarjo juga sudah menunggu lama. Satu lagi kami standby-kan di RS Darurat,” ujarnya.

Joni mengakui, pada hari kedua itu ada staf Dinkes Surabaya yang diutus oleh Febria Rachmanita Kadinkes Surabaya, datang kepadanya. Tapi saat itu staf itu tidak menyampaikan agenda di Surabaya.

Karena itu Joni bilang, yang terjadi karena adanya miskomunikasi. Karena beranggapan tidak ada jadwal pemeriksaan di Surabaya, dia pun mengarahkan mobil PCR itu ke Lamongan dan Tulungagung.

“Mobil sudah jalan, ada telepon lagi, minta mobil PCR itu dua-duanya ditempatkan di Surabaya. Ya saya bilang, besok saja (hari ini, Jumat) Bu, karena mobilnya sudah jalan. Saya bilang ya biasa begini,” ujarnya.

Miskomunikasi menurut dr Joni inilah yang kemudian membuat Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya protes dan menyampaikan kekecewaannya kepada seseorang yang dia telepon sebagaimana videonya beredar.

Risma di dalam perbincangan telepon yang terekam dalam video itu juga menuding ada pihak yang sengaja melakukan boikot terhadap rencana tes PCR di Surabaya yang sudah tersusun rapi.

Pada kesempatan yang sama, Suban Wahyudiono Ketua Tim Logistik Gugus Tugas Covid-19 yang juga Kepala Pelaksana BPBD Jawa Timur menyampaikan kronologis bantuan mobil PCR itu.

Bahwa Gubernur Jatim sendiri yang telah meminta bantuan mobil PCR kepada Letjen Doni Monardo Ketua Gugus Tugas Covid-19 untuk mempercepat penegakan diagnosis Covid-19 di Jatim.

“Saya jelaskan seperti ini kenapa? Karena ada pemberitaan yang belum jelas tentang peruntukan mobil PCR ini. Mobil PCR ini tidak hanya untuk Surabaya. Tapi spesifik disebut untuk kota lain seperti Lumajang dan Sidoarjo,” ujarnya.

Tidak hanya itu, Gugus Tugas Covid-19 mengarahkan mobil ini ke Tulungagung karena menurutnya Tulungagung adalah daerah dengan Pasien dalam Pengawasan (PDP) terbanyak di Jatim.

Ada 588 orang PDP di Tulungagung berkaitan dengan salah satu klaster pabrik rokok yang cukup besar, dan sudah ada sebanyak 172 di antara PDP itu yang meninggal sebelum tes swab.

“Jadi mobil tes PCR ini memang harus berkeliling ke daerah-daerah (di Jatim) yang membutuhkan,” katanya.(den/iss/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs