Guru Besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil meraih peringkat satu pada pemeringkatan scopus nasional. Yaitu, Prof Drs Ec Ir Riyanarto Sarno MSc PhD yang dinyatakan meraih scopus dengan posisi teratas oleh Kemenristek/BRIN melalui video conference, Kamis (28/5/2020) kemarin.
Selain pemeringkatan Scopus, pada konferensi tersebut juga disampaikan 500 daftar peringkat kinerja ilmuwan Indonesia 2020 berbasis Science and Technology Index (SINTA). Selain nama Prof Riyanarto Sarno dari Departemen Teknik Informatika, terdapat 20 nama dosen peneliti ITS lainnya yang masuk dalam 500 besar dengan kinerja terbaik.
Agus M Hatta ST MSi PhD, Direktur Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat ITS menyebutkan, dari 21 nama peneliti tersebut, dua di antaranya masuk dalam 20 besar.
“Salah satunya Prof Riyanarto, yang juga mendapat posisi pertama di pemeringkatan Scopus,” ujarnya.
SINTA sendiri merupakan inovasi sistem informasi iptek yang tujuannya mengukur inovasi sistem networking para peneliti.
Sementara itu, Prof Riyanarto Sarno menjelaskan bahwa SINTA merangkum data publikasi konferensi dan jurnal, serta kualitas berdasarkan kriteria index Scopus. Selama tiga tahun terakhir, jumlah publikasinya yang berhasil terindeks Scopus ada sebanyak 48 artikel dan 142 conferences.
Dalam hal publikasi ilmiah, peraih SINTA Award 2019 di kategori Penulis Ilmiah Terproduktif ini menyebutkan bidang apa saja yang menjadi interest-nya.
“Di antara bidang-bidang itu adalah yang berkaitan dengan bidang Artificial Intelligence dan Machine Learning,” tuturnya.
Upaya untuk mempergiat kegiatan ilmiah ini dilakukan Riyanarto, dengan sering memberikan pendampingan kepada mahasiswanya, baik di tingkat sarjana, magister, maupun doktoral, agar ikut giat melakukan penelitian.
“Kemudian, penelitian tersebut dapat menjadi bahan publikasi dan dimanfaatkan oleh mahasiswa atau peneliti lain,” katanya.
Di samping itu, Riyan mengatakan bahwa kunci dari riset dan publikasi ilmiah ini adalah fokus dan giat berkolaborasi. Selaras dengan apa yang disampaikan dosen lulusan News Brunswick University, Kanada ini, Hatta pun menuturkan bahwa ITS mendukung penggalakkan kegiatan penelitian di lingkungan kampus, seperti dengan menjalin mitra kerja baik dari dalam maupun luar negeri.
Atas pencapaiannya mengantongi ranking satu Scopus dari 197.490 peneliti yang ada di Indonesia, guru besar itu berharap dapat menjadi motivasi dosen, peneliti, dan mahasiswa, khususnya di ITS, supaya meningkatkan kegiatan penelitian untuk menemukan invensi dan inovasi.
“Harapannya, berangkat dari sana akan muncul publikasi ilmiah dan karya itu dapat dihilirkan menjadi produk yang bernilai ekonomi,” pungkasnya. (bas/iss/ipg)