Sabtu, 23 November 2024

Khofifah Minta Pemimpin OPD dan Sekda Identifikasi Staf Cettar

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur di hadapan staf OPD Pemprov Jatim, di Kantor Gubernur Jatim Jalan Pahlawan, Senin (25/2/2019). Foto: Humas Pemprov Jatim

Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur meminta pemimpin OPD dan Sekretaris Daerah Pemprov Jatim mengidentifikasi kemampuan dan potensi staf atau tim di lingkungan masing-masing.

Dia berharap dengan adanya identifikasi kemampuan dan potensi para staf untuk berkarya di OPD, program Jatim Cepat, Efektif, Tanggap, Transparan, dan Responsif (Cettar) bisa cepat tercapai.

“Tolong identifikasi, beri kesempatan, beri ruang mengekspresikan energi positif staf dan tim yang mempunyai kemampuan dan kelebihan, dan mereka sadar punya kelebihan. Kalau tidak nanti stagnan,” katanya di hadapan staf OPD Pemprov Jatim, di Kantor Gubernur Jatim Jalan Pahlawan, Senin (25/2/2019).

Dia menyebutkan, ada empat kategori staf yang perlu diidentifikasi. Pertama, staf yang sadar mempunyai kemampuan, kecerdasan, dan kelebihan.

Seluruh capaian pada masa kepemimpinan Pakde Karwo-Gus Ipul harus dilanjutkan dengan mengeksplor seluruh staf dan tim yang memiliki dan menyadari kemampuannya.

“Di banyak tempat kita menemukan keempat kategori ini. Dalam kategori apapun, saya dan Pak Emil mengkomunikasikan pimpinan OPD saat di Bappeprov bahwa tolong ruh seluruh pelayanan kita itu Cettar,” katanya.

Kedua, staf yang mengetahui tidak mampu tetapi terus mencari tahu kemampuannya. Kalau staf mengetahui tidak mampu, maka mereka akan terus mencari tahu.

“Saya rasa banyak sosok yang jadi pembelajar. Mereka tidak akan berhenti mencari tahu dan meningkatkan keilmuannya. Yang seperti ini tolong para pimpinan OPD memberikan ruang bagi para pembelajar di lingkungan OPD masing-masing,” katanya.

Ketiga, staf yang tidak mengetahui akan kemampuannya. Untuk jenis staf seperti ini, pimpinan OPD harus mengidentifikasi dan mendeteksi ada staf yang sangat brilian dan tidak mengetahui kemampuannya.

“Atau mungkin mereka salah kamar. Sehingga kemampuan itu tidak maksimal karena memang salah kamar atau dislokasi,” ujarnya.

Kategori keempat, staf yang tidak mengetahui dan tidak memiliki kemampuan. Kondisi yang seperti ini, kata Khofifah, perlu diidentifikasi oleh pimpinannya.

“Kalau ada dalam masing-masing bagian, terdeteksi staf tidak mengetahui bahwa mereka tidak mampu. Ambil mereka, dekati mereka, beri motivasi mereka agar mereka bisa berekspresi,” katanya.

Untuk mewujudkan Jatim Cettar yang menjadi bagian dari program 99 harinya tidak bisa hanya mengandalkan tupoksi masing-masing OPD di lingkungan Pemprov Jatim.

Karena itu harus ada sinergitas antar-OPD dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa, masyarakat wilayah selatan Jatim, dan seluruh masyarakat Jatim.

“Saya ingin kita semua Jatim, Jatim adalah kita. Caranya dengan integritas,” ujarnya dalam apel perdana yang dia pimpin di Kantor Gubernur.

Dia mencontohkan dalam hal meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jatim, semua elemen yang terkait harus bersinergi. Menurutnya, semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama.

“Tanggung jawab menghitung angka partisipasi pendidikan, misalnya. Tidak bisa hanya dinas pendidikan, dinas kesehatan, asisten perekonomian. Tetapi semua harus bersinergi,” katanya.

Emil Elestianto Dardak Wagub Jatim juga tampak hadir di lokasi. Demikian halnya seluruh pimpinan OPD, pejabat eselon III, eselon IV, dan staf di lingkungan Pemprov Jatim. (den/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs