Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak Wakil Gubernur, juga Arumi Bachsin Ketua Tim Penggerak PKK Jawa Timur, berkunjung ke kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, Senin (25/2/2019).
Mereka ditemui KH Marzuki Mustamar Ketua PWNU Jatim serta sejumlah pengurus Syuriah dan Tanfidziah PWNU Jatim lainnya dalam sebuah pertemuan tertutup yang berlangsung selama lebih dari dua jam.
Khofifah mengatakan, pertemuan ini adalah upaya mewujudkan kerja sama pemerintah dengan berbagai elemen penting di Jawa Timur. Dia meminta ulama mendukung, membimbing, dan memandu dirinya dan Emil selama lima tahun ke depan.
“Karena proses perjalanan pemerintahan di Jawa Timur ini tidak hanya membutuhkan pemikiran strategis dan genuin, tidak hanya pendekatan rasional semata, tetapi pendekatan spiritual, religiusitas, keumatan juga menjadi bagian yang sangat penting,” kata Khofifah.
Khofifah ingin, melalui pertemuan ini terbangun strong partnership (kerja sama yang kuat) antara pemerintah dengan semua elemen masyarakat Jawa Timur, terutama PWNU dan pengurus pondok pesantren, jaringan santri, dan jaringan kiai di Jawa Timur.
“Seperti yang disampaikan Kiai Marzuki tadi, nyambung ati (hati), nyambung pikiran, nyambung program sebagaimana tagline kami Kerja Bersama untuk Jatim Sejahtera,” ujarnya.
Perlu diketahui, kunjungan ini merupakan kunjungan pertama Khofifah dan Emil sejak terpilih sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur dengan pengurus baru PWNU hasil Konferensi Wilayah (Konferwil) pada akhir Juli 2018 silam.
KH Marzuki Mustamar Ketua Tanfidziah PWNU Jatim mengatakan, pertemuan dengan Khofifah ini bertujuan untuk menyatukan Jawa Timur. “Intinya menjadikan Jawa Timur tetap jadi satu,” ujar Kiai Marzuki usai pertemuan dengan Khofifah dan Emil.
Dia mengatakan, berlangsungnya proses politik di Jawa Timur, terutama Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur pada 2018 lalu, dia khawatirkan menimbulkan beragam friksi di semua elemen Jawa Timur.
“Ya, namanya ada proses politik, Pilgub, khawatirnya ada friksi macem-macem. Kalau ulama kompak, NU kompak, pejabat kompak, rakyat kompak, maka Jawa Timur akan satu. Pokoknya harus tetap satu, jangan ada Jawa Timur macem-macem,” katanya.
Dia menegaskan kembali, yang dia maksudkan menjadi satu adalah kekompakan semua elemen masyarakat Jawa Timur. “Pokoknya harus kompak, nanti kalau saya bilang “satu” nanti salah paham,” ujarnya.(den/ipg)