Upaya penanggulangan pandemi Covid-19 di wilayah Jawa Timur terus dilakukan. Tidak hanya pemerintah Daerah, pengusaha yang tergabung dalam organisasi Kamar Dagang dan Industri (Kadin) pun ikut berpartisipasi dengan memberikan bantuan kepada rumah sakit (RS) yang menjadi ujung tombak penanganan Covid-19.
Bantuan senilai Rp 5 miliar dari Kadin Indonesia tersebut disalurkan oleh Kadin Jatim kepada 10 rumah sakit di seluruh Jatim dalam bentuk Alat Pelindung Diri (APD) diantaranya baju Hazmat, Shoe cover dan Surgical gown.
Ke 10 RS tersebut adalah RS Umum Daerah Dr. Muhamad Soewandhie Surabaya, RS Umum Adi Husada Kapasari Surabaya, RS Islam Surabaya Jemursari, RS Umum Citra Medika Sidoarjo, RS Umum Wonolangan Probolinggo, RS Umum Daerah Dr. R. Soedarsono Kota Pasuruan, RS Umum Daerah Kanjuruhan Kepanjen, RS Umum Pusdik Polri Porong, RS Umum Daerah Simpang Gumul Kediri dan RS Umum Mas’ud.
Diar Kusuma Ketua Panitia “Kadin Jatim Peduli Covid-19”, mengatakan bahwa pandemi ini adalah bencana dan situasi yang tidak terduga sama sekali yang harus dipikirkan oleh semua pihak. Untuk itu, pengusaha Jatim berinisiatif untuk ikut berpartisipasi membantu rumah sakit yang menjadi ujung tombak penanganan Covid-19.
“Bantuan ini kami rupakan APD karena kebutuhan rumah sakit sangat tinggi. Ini untuk membentengi para tenaga medis, baik dokter maupun perawat dalam menunaikan tugas mulia mereka merawat pasien Covid-19,” kata Diar, Surabaya, Rabu (27/5/2020).
Lebih lanjut, Adik Dwi Putranto Ketua Umum Kadin Jatim, mengatakan bahwa Kadin Jatim memiliki komitmen tinggi dalam penanggulangan pandemi Covid-19. Bantuan yang diberikan tidak akan selesai hanya disini saja, tetapi ini akan berlanjut.
“Nanti akan kita salurkan lagi APD ke beberapa Rumah Sakit yang lain serta bantuan sembako kepada masyarakat yang terdampak. Intinya kami akan terus melakukan upaya penanganan Covid-19,” ujarnya seperti dalam siaran pers yang diterima suarasurabaya.net.
Di sisi lain, guna mendongkrak kinerja ekonomi Jatim selama pandemi, Kadin Jatim juga telah menggelar acara diskusi secara virtual selama sebulan penuh. Webinar ini bisa diikuti oleh pengusaha apapun dan dimana pun. Harapannya, melalui diskusi tersebut akan ditemukan solusi atas kesulitan yang mereka alami. Selain itu, diskusi tersebut juga bisa menjadi wadah para pengusaha untuk melakukan kolaborasi dan kerjasama sehingga melahirkan inovasi baru dalam hal pelayanan atau produksi.
Sementara itu, Samsul Arifin Wakil Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Jatim, sekaligus Direktur Rumah Sakit Islam (RSI) A. Yani Surabaya mengatakan bahwa kebutuhan APD bagi Rumah Sakit memang sangat tinggi. Hal ini seiring dengan kian melonjaknya jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit tersebut.
“Tiap RS berbeda-beda, tetapi rata-rata kebutuhannya sangat besar. Dalam sebulan, biaya untuk pembelian APD ini bisa mencapai Rp 250 juta hingga Rp 1 miliar. Oleh karena itu, dengan adanya bantuan dari Kadin Jatim ini kami sangat terbantu dan kami ucapkan terima kasih,” kata Samsul.
Samsul mengaku bahwa selama ini RS memang banyak kecolongan dengan keberadaan pasien Covid-19 tanpa gejala (OTG). Pasien tersebut masuk sebagai pasien biasa ke klinik atau poli dan opname di ruangan pasien biasa. Setelah itu pasien OTG ini baru menunjukkan gejala batuk.
“Dan ketika kami rapid test hasilnya reaktif, hasil swap pun menunjukkan positif. Inilah yang mengakibatkan tenaga medis kita banyak yang tertular. Di Surabaya saja, tenaga medis yang tertular mencapai lebih dari 100 orang,” terangnya.
Untuk itulah akhirnya Pemkot Surabaya mengharuskan pasien yang akan melakukan MRS ataupun operasi harus dilakukan screening Covid-19. “Walaupun harus mengeluarkan biaya lagi tidak mengapa karena langkah ini untuk melindungi tenaga medis. Pastinya, kebutuhan APD menjadi semakin Tinggi,” pungkasnya.(ipg)