Sabtu, 23 November 2024

Gandeng Produsen Souvenir Asian Games, Banyuwangi Ingin Pelaku Usaha Berjaya

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Dua pendiri Du'anyam foto bersama dengan Abdullah Azwar Anas Bupati Banyuwangi di Pendopo Kabupaten Banyuwangi. Kamis (28/2/19). Foto: Istimewa

Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, kolaborasi dengan Du’anyam yang merupakan perusahaan bisnis sosial yang bergerak di bidang perajin lokal sekaligus produsen souvenir Asian Games 2018. Kerjasama ini untuk meningkatkan kapasitas pelaku usaha kerajinan di Bumi Blambangan itu.

“Kami memang harus berkolaborasi untuk terus memperkuat para perajin lokal, Du’anyam ini digerakkan anak-anak muda hebat yang punya perspektif pasar dan kewirausahaan sosial bagus, jadi kami ingin melibatkan untuk memberdayakan perajin lokal,” ujar Abdullah Azwar Anas Bupati Banyuwangi dilansir Antara, Kamis (28/2/2019).

Dua pendiri Du’anyam yang berkunjung ke Banyuwangi, yakni Hanna Keraf dan Azalea Ayuningtyas. Keduanya berkeliling di Banyuwangi beberapa hari untuk bertemu dan memetakan potensi kerajinan karya usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) lokal.

“Nanti berkala dibikin workshop, dalam rangkaian Festival Bamboo pada Juni mendatang. Du’anyam akan memberi perspektif pasar dan ekosistem bisnis kepada para perajin lokal, ‘membakar’ kembali semangat komunitas lokal agar lebih berdaya,” kata Bupati Anas.

Azalea Ayuningtyas Founder dan CEO Du’anyam mengatakan, pihaknya akan berkeliling mengunjungi sejumlah perajin di Banyuwangi untuk mencari potensi dan menjajaki kerja sama dengan para perajin di kabupaten ujung timur Pulau Jawa itu.

Ayuningtyas menjelaskan, Du’anyam mendapatkan permintaan pasar yang cukup besar dan konsisten untuk kerajinan anyaman.

“Kami kemari untuk mencari dan melakukan studi kelayakan, kami tertarik dengan semangat Banyuwangi yang terus berbenah memberdayakan UMKM lokal,” ujarnya.

Ia mengemukakan, Du’anyam juga akan memberikan pendampingan kepada para perajin Banyuwangi, dan pendampingan itu meliputi standardisasi kualitas, quality control, packaging dan hingga pengiriman.

“Kami lebih mencari komunitas perajin yang belum mandiri sehingga ada proses pemberdayaan nantinya,” tuturnya.

Ia menambahkan, selama di Banyuwangi pihaknya tidak melewatkan kesempatan mengunjungi sejumlah sentra perajin seperti pusat kerajinan bambu di Desa Gintangan.

Desa Gintangan sendiri dikenal sebagai basis perajin bambu, desa tersebut memasok kerajinan bambu untuk berbagai daerah di Indonesia dan bahkan hasil olahannya sudah diekspor ke sejumlah negara, seperti Jepang, Brunei Darussalam, Thailand dan Maldives.(ant/tin/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
35o
Kurs