Hidayat Nur Wahid Wakil Ketua MPR RI, mengapresiasi sikap Partai Keadilan Sejahtera (PKS) melalui Sigit Sosiantomo anggota DPR RI dapil Jatim 1 dari PKS yang sebelumnya mengecam keras serangan fisik Anggota Satpol PP (Asmadi) kepada Umar Assegaf Ulama sepuh.
Sigit mengapresiasi langkah islah antara Umar Assegaf dan Asmadi anggota Satpol PP Surabaya.
“Alhamdulillah, di bulan yang mulia dan menjelang hari raya, akhirnya masalah ini bisa diselesaikan dengan islah. Sikap Habib Umar dan Asmadi yang secara tulus saling memaafkan ini patut kita apresiasi. Tidak hanya tulus, Habib Umar Assegaf juga akan memberangkatkan umroh Asmadi. Masya Allah, sebuah contoh akhlak yang mulia. Dan berharap ke depan tidak terulang lagi tindakan kekerasan fisik apalagi terhadap Ulama sepuh,” kata Sigit, yang juga ketua Wilayah Jawa Timur-Jawa Tengah-DIY DPP PKS, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (23/5/2020).
Sigit yang sudah menyiapkan Tim Advokasi Hukum untuk Bela Habib Umar Assegaf juga mengapresiasi upaya mediasi yang sudah dilakukan Polda Jatim.
Sebelumnya, Kombes (Pol) Trunoyudo Wisnu Andiko Kabid Humas Polda Jatim mengatakan kalau AKBP Rofiq Ripto Himawan Kapolres Pasuruan telah bersilaturahim ke kediaman Umar Assegaf di Bangil, Pasuruan.
Melalui silaturahim itu, Kapolres Pasuruan berupaya menjalin komunikasi terkait insiden yang terjadi di pos PSBB Surabaya.
Dari pertemuan hangat itu, Umar Assegaf telah menyampaikan kesediaan menyelesaikan insiden tersebut secara damai.
“Upaya mediasi yang dilakukan Polda Jatim juga patut kita apresiasi. Sebagai pengayom masyarakat, kepolisian sudah menjalankan tugasnya dengan baik,” Kata Sigit.
Selama masa PSBB, Sigit berharap semua petugas di lapangan bisa bersikap profesional dan lebih mengedepankan sikap persuasif kepada masyarakat. Tindakan kekerasan seperti pemaksaan penurunan penumpang apalagi kekerasan fisik seperti pemukulan tidak boleh terulang lagi. Kalau ada masyarakat yang tidak memenuhi syarat melanggar sesuai ketentuan PSBB cukup diminta kembali atau melengkapi syarat-syarat yang diwajibkan.
“Tegakkan aturan secara baik dan adil. Jangan ada lagi kekerasan fisik kepada masyarakat yang melanggar. Kekerasan fisik hanya akan menimbulkan masalah baru. Lebih baik dilakukan secara persuasif dan humanis,” jelas Sigit.
Kata dia, ketidakdisiplinan masyarakat juga dipicu dengan sering berubahnya aturan penanganan Covid-19.
“Pernyataan Pemerintah yang berbeda-beda dan gonta ganti soal pulang kampung dan mudik, pembukaan kembali bandara, terminal, ramainya mall dan tempat-umum lainnya. Juga perlakuan tak adil terhadap kerumunan di Masjid dan di Mall/Pasar, juga punya andil dalam masalah kedisiplinan warga. Akhirnya di lapangan banyak masyarakat banyak yang kebingungan dan menganggap tidak penting lagi aturan-aturan dalam PSBB,” pungkas Sigit.(faz/iss)