Pengerjaan di seksi 5 Jalan Tol Pandaan-Malang terpaksa ditunda karena ditemukan situs bersejarah di badan jalan tol. Temuan berupa tumpukan bata berundak dan beberapa artefak itu ditemukan sejak Kamis (7/3/2019), yang berjarak 13 meter dari as jalan.
Dengan adanya penemuan ini, maka pengerjaan jalan tol terpaksa ditunda karena temuan benda yang diduga peninggalan purbakala ini masih diteliti oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan.
“Tumpukan bata merah (ditemukan, red) kurang lebih berjarak 13 meter dari as jalan. Praktis itu pasti terkena badan jalan karena lebar jalan total ada 25 meter. Jadi situs itu pasti terkena dan jika (situs, red) ada di badan jalan, maka harus dibongkar,” kata Agus Purnomo Direktur Utama Jasa Marga Pandaan-Malang kepada Radio Suara Surabaya, Kamis (14/3/2019).
Selanjutnya, pihak Jasa Marga Pandaan-Malang masih menunggu keputusan dari BPCB Trowulan. Jika memang situs di lokasi tersebut harus dilindungi, maka pengerjaan proyek tol di seksi 5 Pandaan-Malang akan digeser ke sisi timur, berhimpitan dengan Kali Amprong yang cukup curam.
Hanya saja, pihaknya masih belum mengetahui akan digeser seberapa jauh karena belum menerima hasil penelitian dari BPCB.
“Ada surat dari BPCB yang akan meminta ijin eskavasi. Kalau hasilnya bangunan perlu dilestarikan, otomatis kami tidak bisa mengerjakan di lokasi tersebut. Cuma sampai sekarang kami belum menerima info seberapa jauh kami harus bergeser,” kata Agus.
Jika hasil penelitian BPCB Trowulan menghendaki penggeseran trase untuk melindungi situs, maka diperkirakan pengerjaan akan mundur selama 6 bulan. Begitu juga dengan anggaran tol akan bertambah karena trase yang dibangun juga bertambah panjang.
“Kalau trase-nya berubah, untuk konstruksi itu kira-kira 6 bulan dari penetapan, karena kami juga harus melakukan perencanaan dan penyelidikan tanah,” tambahnya.
Meski begitu, pihak Jasa Marga menyatakan siap membantu proses eskavasi dengan menyediakan alat berat untuk proses pengerjaan.(tin/rst)