Jumat, 22 November 2024

Selama Pandemi Covid-19, Angka Kehamilan dan Putus KB di Jatim Naik

Laporan oleh Agung Hari Baskoro
Bagikan
Sukaryo Teguh Santoso Kepala BKKBN Jawa Timur. Foto: Dok/Baskoro suarasurabaya.net

Selama masa pandemi Covid-19 di Indonesia, ternyata jumlah kehamilan dan putus KB di Jawa Timur melonjak. Pada bulan Maret 2020 atau masa pandemi awal di Indonesia jumlah kehamilan mencapai 232.287 orang atau 2,93 persen jadi jumlah pasangan di Jawa Timur.

Sedangkan pada bulan April 2020, jumlah kehamilan menjadi 227.260 atau 2,90 persen.Jika melihat data kehamilan pada bulan Februari di saat Indonesia belum memiliki kasus positif Covid-19, jumlah kehamilan masih berada di angka 229.667 orang atau 2,84 persen.

Sukaryo Teguh Santoso Kepala BKKBN Jawa Timur mengatakan, penambahan angka kehamilan ini bisa jadi lebih tinggi di bulan-bulan berikutnya. Sebab, dari data yang ada, angka putus KB atau putus program kontrasepsi melonjak di angka mengkhawatirkan.Pada bulan Maret, angka putus KB sebesar 278.356 orang atau kurang lebih 4,6 persen akseptor. Sementara pada bulan April dimana kebijakan penanganan Covid-19 lebih ketat, angka DO KB berada di angka 414.708 atau 7,07 persen. Naik 3 persen dari angka di bulan lalu. Padahal, jika melihat data bulan Februari 2020, jumlah DO KB hanya 68.547 akseptor atau hanya 1,3 persen.

“Kenaikan ini yang perlu kita waspadai bersama. Jangan sampai mendorong kehamilan yang tidak diinginkan di Jatim. karena resiko kehamilan yang tidak diinginkan akan berpengaruh pada bayi yang dikandungnya dan pengasuhan balitanya itu sendiri. Harapannya di tengah-tengah kita gencar memberikan edukasi pada masyarakat untuk mematuhi protokol pencegahan Covid-19 tapi jangan sampai putus KB,” ujar Sukaryo di Kantor BKKBN Jatim pada Kamis (14/5/2020).

Data trend kehamilan di Jatim. Foto: BKKBN Jatim

Ia berharap, masyarakat bisa memahami kondisi ini agar tidak terjadi lonjakan kehamilan terjadi saat Pandemi Covid-19 berlangsung. Ia mengatakan, saat ini pihaknya berusaha melakukan beberapa cara salah satunya dengan terus mendukung sarana kontrasepsi di masing-masing faskes.

Selain itu, bidan juga dilengkapi dengan APD agar lebih tenang dalam menjalankan tugas memberikan penyuluhan dan pemantauan KB di masyarakat. (bas/ang/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs