Selama masa pandemi Covid-19 di Indonesia, ternyata jumlah kehamilan dan putus KB di Jawa Timur melonjak. Pada bulan Maret 2020 atau masa pandemi awal di Indonesia jumlah kehamilan mencapai 232.287 orang atau 2,93 persen jadi jumlah pasangan di Jawa Timur.
Sedangkan pada bulan April 2020, jumlah kehamilan menjadi 227.260 atau 2,90 persen.Jika melihat data kehamilan pada bulan Februari di saat Indonesia belum memiliki kasus positif Covid-19, jumlah kehamilan masih berada di angka 229.667 orang atau 2,84 persen.
“Kenaikan ini yang perlu kita waspadai bersama. Jangan sampai mendorong kehamilan yang tidak diinginkan di Jatim. karena resiko kehamilan yang tidak diinginkan akan berpengaruh pada bayi yang dikandungnya dan pengasuhan balitanya itu sendiri. Harapannya di tengah-tengah kita gencar memberikan edukasi pada masyarakat untuk mematuhi protokol pencegahan Covid-19 tapi jangan sampai putus KB,” ujar Sukaryo di Kantor BKKBN Jatim pada Kamis (14/5/2020).
Ia berharap, masyarakat bisa memahami kondisi ini agar tidak terjadi lonjakan kehamilan terjadi saat Pandemi Covid-19 berlangsung. Ia mengatakan, saat ini pihaknya berusaha melakukan beberapa cara salah satunya dengan terus mendukung sarana kontrasepsi di masing-masing faskes.
Selain itu, bidan juga dilengkapi dengan APD agar lebih tenang dalam menjalankan tugas memberikan penyuluhan dan pemantauan KB di masyarakat. (bas/ang/rst)