Asrama Haji Surabaya menyiapkan 48 kamar sebagai ruang isolasi bagi keluarga yang reaktif Covid-19. Sugianto Kepala UPT Asrama Haji Sukolilo mengatakan, pihaknya sudah menjalin kerjasama dengan Pemkot Surabaya terkait hal ini.
“Penggunaan kamar di Asrama Haji Sukolilo ini gratis sebagai bentuk dukungan kita terhadap upaya pemerintah menghentikan penyebaran Covid-19” ujarnya.
Kata Sugianto, kamar yang disediakan itu berada di 2 gedung, yaitu E1 dan E2 dengan kapasitas masing-masing 24 kamar.
“Masing-masing kamar dianjurkan untuk 1 orang ODP. Karena mengacu protokol kesehatan, lokasi antar gedung berjarak cukup jauh” terangnya.
Mantan Sekretaris II Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Juanda itu menambahkan, pengawasan terhadap ODP yang menjalani isolasi nantinya cukup ketat.
“Mereka tidak boleh meninggalkan jauh dari area gedung, area ini sudah ada pagarnya. Selain itu mereka juga akan mendapat supply makan sehari 3 kali” katanya.
Sugianto menekankan, nantinya penggunaan Asrama Haji Sukolilo sebagai ruang isolasi tidak akan mengganggu pelayanan ibadah haji.
“Penggunaan Asrama Haji untuk ruang isolasi sampai 10 Juni 2020. Jadi, misalnya kalau sewaktu-waktu perjalanan haji dibuka lagi oleh pemerintah Arab Saudi, maka asrama bisa digunakan sebagaimana mestinya.” jelasnya.
“Kita berharap orang yang diisolasi tidak bertambah karena itu berarti penularan Covid-19 sudah mereda. Tapi kita siap dengan gedung cadangan kalau memang dibutuhkan,” tambahnya.
Di sisi lain, Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya mengatakan, pihaknya akan memprioritaskan penggunaan ruangan di rumah sakit dulu sebagai ruang isolasi. Saat ini, pihaknya sudah bekerjasama dengan RS Husada Utama untuk menyediakan 200-an bed tambahan. Selain itu juga ada 40 bed tambahan di RS Siloam.
“Kalau sudah tidak nampung, Kita akan ke Asrama Haji. Karena di Asrama Haji, itu butuh tenaga medis. Bukan hanya perawat tapi juga dokter. RS Soewandhi, dan RS BDH kewalahan. Memang kemarin ada dari IDI membantu itu. tapi itu alternatif terakhir. Kalau RS Husada Utama tidak nampung,” katanya. (bas/tin/bid)