Subhan Wahyudiono Kepala Badan Penanggulangan Bencana Provinsi Jatim, menyampaikan rasa syukurnya bahwa status Gunung Bromo sejak menunjukkan aktivitas beberapa waktu lalu, statis pada posisi Waspada II, belum atau tidak ke level di atasnya. Dengan kondisi tersebut, tidak diperlukan evakuasi penduduk. Hanya, kesiapsiagaan saja yang perlu dilakukan.
Ia menjelaskan terdapat empat status keaktifan gunung, yaitu level I Normal, level II Waspada, dan level III Siaga. Pada level IV, yakni status Awas, kegiatan evakuasi dilakukan.
“Memang, beberapa kali arah angin yang membawa abu vulkanik berubah-ubah, sehingga desa terdekat yang terkena abu vulkanik juga berubah,” ujarnya dalam pertemuan dengan Benny Sampir Wanto Kabakorwil III di Malang dan R. Tjahjo Widodo, Kabakorwil V di Jember, Selasa (19/3/2019).
Ditambahkan, untuk memberikan layanan terbaik kepada masyarakat khususnya antisipasi dampak bencana, pihaknya bersama BPDB kabupaten di sekitar Bromo selalu memantau perkembangan aktivitas Gunung Bromo. Sebanyak empat personel BPBD Jatim telah disiapkan di Bromo. Selain itu, BPBD Prov. Jatim, BPBD Probolinggo, BPBD Pasuruan, dan BPBD Malang siap siaga dan membagikan masker pada masyarakat di wilayah terdampak.
Terkait situasi Gunung Bromo sendiri, berasarkan pengamatan Pos Pengamatan Gunungapi Bromo, Badan Geologi, PVMBG, Kementerian ESDM pukul 07.00 – 12.00 WIB, tingkat aktivitas waspada II dana mengalami erupsi tidak menerus. Wilayah kawasan Gunung Bromo tercatat berawan, mendung, dan hujan. Angin bertiup lemah kearah utara, timur laut, timur, barat dan barat laut. Abu tipis terjadi di wilayah Kecamatan Sumber, Kabupaten Probolinggo dan wilayah Desa Wonokitri, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan.
Di Bromo sendiri, saat ini, lanjut Subhan Wahyudiono, transportasi kuda untuk wisatawan masih beroperasi dan masih ada orang berjualan, karena warga sekitar menganggap aktivitas Bromo tersebut sudah biasa.(iss/ipg)