Sabtu, 23 November 2024

Ditelepon Trump, PM Selandia Baru: Ramahlah Kepada Ummat Islam

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Jacinda Andern dan Tantowi Yahya Duta Besar Republik Indonesia untuk Selandia Baru. Foto: Istimewa

Tantowi Yahya Duta Besar Republik Indonesia untuk Selandia Baru menjelaskan, penembakan di Christchurch masih menimbulkan kesedihan mendalam dan kemarahan seluruh warga Selandia Baru. Perasaan itu mereka tumpahkan bukan dalam bentuk ajakan kebencian, tapi seruan untuk saling menyayangi.

“Hari Minggu lalu hampir 12.000 warga Wellington dari berbagai agama dan ras memenuhi sebuah lapangan untuk bersama-sama berdoa untuk kedamaian mereka yang telah menjadi korban, dan ketabahan mereka yang ditinggalkan,” ujar Tantowi dalam pesan singkatnya, Rabu (20/3/2019).

Jumat besok, kata Tantowi, warga Wellington kembali akan berkumpul untuk memperingati seminggu aksi teror tersebut dimana yang perempuan diharapkan untuk mengenakan tutup kepala seperti hijab sebagai bentuk penghormatan kepada ummat Islam.

Menurut dia, Jacinda Ardern Perdana Menteri Selandia Baru yang merupakan pemimpin dunia termuda (38 tahun), dianggap tidak berpengalaman menunjukkan klasnya sebagai pemimpin yang berani dan berempati. Dalam waktu yang cepat ia mengumumkan ke dunia penembakan brutal di Christchursch tersebut sebagai “Aksi Terorisme”.

“Hal yang tidak dilakukan oleh pemimpin dunia manapun ketika di negerinya terjadi aksi brutal yang memakan korban ummat Islam,” tegasnya.

Sehari setelah penembakan, kata Tantowi, PM Selandia Baru tersebut langsung terbang ke Christchurch menemui para korban dan keluarganya untuk menunjukkan simpati dan perhatiannya sebagai kepala pemerintahan.

“Dia peluk keluarga korban dan bisikkan agar tenang dan tabah, Pemerintahnya akan bergerak cepat untuk memastikan semuanya akan kembali normal. Dia pun memberikan jaminan kepada keluarga yang ditinggalkan,” jelasnya.

Bahkan, kata Tantowi, ketika Donald Trump Presiden Amerika Serikat menelepon ke Jacinda Arderndan menanyakan apa yang bisa Amerika bantu, maka Ardern pun menjawab kalau sebaiknya Amerika ramah terhadap ummat Islam.

“Ketika Presiden Trump menelponnya dan bertanya apa yang Amerika bisa lakukan, dia jawab “Ramahlah kepada ummat Islam”. Tak berapa lama Trump bikin Tweet “I love New Zealand”, kata Tantowi.

Pasca kejadian, Tantowi menjelaskan kalau suasana di Selandia Baru berangsur normal meski tetap ada rasa khawatir dan sedih.

“Tidak ada Hoax, tidak ada orang serta kelompok yang mempolitisir keadaan untuk kepentingan tertentu. Tidak ada pula yang maki-maki dan demo untuk melampiaskan kemarahan. Semuanya mendengarkan dan turut ke Pemerintah karena mereka tahu Pemerintah akan membuat perhitungan ke teroris dengan caranya sendiri,” pungkasTantowi.(faz/dwi)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
28o
Kurs