Sabtu, 23 November 2024

Curhatin, Konsultasi Psikologi Online di Tengah Pandemi Covid-19

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Ilustrasi

Peduli kesehatan mental masyarakat di tengah pandemi Covid-19, tim mahasiswa ITS, Senin (11/5/2020) luncurkan aplikasi konsultasi psikologi Curhatin untuk masyarakat.

Tiga mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) ciptakan Curhatin, aplikasi konsultasi psikologi online, di tengah pandemi Covid-19 yang pasti menimbulkan dampak gangguan kesehatan mental masyarakat.

Ketiga mahasiswa ITS tersebut adalah Bagas Juwono Priambodo, Ihdiannaja, dan Yuki Yanuar Ratna. Ketiganya mahasiswa Departemen Teknik Informatika angkatan 2017, yang membentuk tim ciptakan aplikasi layanan konsultasi psikologi secara online.

Bagas Juwono Priambodo, Ketua Tim menyampaikan bahwa masyarakat Indonesia dinilai masih kurang peduli terhadap kesehatan mentalnya. Banyak dari masyarakat yang menganggap bahwa konsultasi kesehatan mental bukanlah hal yang penting.

“Bahkan ada pula dari mereka yang malu untuk memeriksakan kesehatan mentalnya,” terang Bano sapaan Bagas Juwono Priambodo.

Di tengah pandemi Covid-19 seperti sekarang, lanjut Bano menyebabkan masalah psikologi masyarakat Indonesia semakin meningkat. Kekhawatiran berlebih menjadi salah satu alasan timbulnya permasalahan kesehatan mental saat ini. “Tetapi hal ini masih tidak membuat masyarakat sadar dengan pentingnya kesehatan mental,” ujar Bano.

Bano menambahkan bahwa timnya berusaha membantu masyarakat untuk lebih peduli terhadap kesehatan mental terutama di situasi pandemi seperti saat ini. “Mungkin dengan adanya aplikasi psikologi online membuat masyarakat tidak malas dan tidak malu lagi untuk berkonsultasi,” tegas Bano.

Mahasiswa asal Jakarta ini menjelaskan, Curhatin adalah aplikasi berbasis android mobile. Aplikasi ini dilengkapi dengan berbagai layanan psikologi yang dapat membantu masyarakat. Di antaranya adalah tips antistres, konsultasi dengan pakar psikologi, metode stress healing, stress monitoring, dan pencatatan jurnal pribadi.

Bano menyebutkan, layanan konsultasi dengan pakar psikologi akan dilakukan dengan cara berkirim pesan, telepon, dan telepon video (video calling). Masyarakat dapat bebas memilih sesuai dengan kebutuhan masing-masing. “Kami berencana untuk berkoordinasi dengan Persatuan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI),” tambah Bano.

Mahasiswa semester enam ini juga menjelaskan tentang konsep dari beberapa fitur di aplikasi Curhatin. Rencananya, fitur layanan tips antistres, stress monitoring, dan beberapa tips lainnya akan disajikan dalam bentuk video dan artikel. “Fitur ini juga dapat mengedukasi masyarakat tentang kesehatan mental,” tutur Bano.

Kurang lebih sekitar bulan Juli atau Agustus mendatang, kata Bano aplikasi Curhatin ini sudah dapat direalisasikan. Dalam waktu dekat, mereka juga akan menentukan tentang ada tidaknya biaya dan metode layanan konsultasi dengan pakar psikolog. “Karena sampai saat ini kami belum memutuskan masalah biaya dan metode ini,” pungkas Bano.

Tim ini dibimbing oleh tiga dosen sekaligus, yakni Ridho Rahman Hariadi SKom MSc (pembimbing utama), Siska Arifiani SKom MKom, Adhatus Solichah Ahmadiyah SKom MSc, dan Hadziq Fabroyir SKom PhD.

Berkat kepeduliannya terhadap kesehatan mental masyarakat Indonesia melalui ide aplikasi Curhatin, Bano dan tim sukses dalam kompetisi Covid-19 INA IDEAthon yang diadakan oleh Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN). Mereka berhasil dinobatkan juga sebagai 17 Ide Terbaik mengalahkan 5.590 ide dari seluruh Indonesia yang telah diumumkan secara daring, Jumat (8/5/2020) lalu.

Alumnus SMA PB Soedirman Cijantung ini berharap, agar Curhatin dapat benar-benar membantu masalah psikologis masyarakat di masa pandemi ataupun pascapandemi.

Bano ingin aplikasi ini dapat segera terealisasi dan berjalan sesuai dengan tujuan awalnya. “Saya juga berharap agar masyarakat dapat mulai sadar dengan pentingnya kesehatan mental,” tutup Bano.(tok/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs