Pasar Simo dan Pasar Simo Gunung di Kota Surabaya ditutup mulai Kamis (7/5/2020), setelah dua pedagang yang memiliki stand di kedua pasar tersebut meninggal dunia akibat Covid-19.
“Dua pedagang tersebut punya satu stand di Pasar Simo dan Pasar Simo Gunung. Meninggal terkonfirmasi tanggal 30 April lalu,” kata Agus Hebi Kabag Administrasi Perekonomian dan Usaha Daerah Pemkot Surabaya kepada Radio Suara Surabaya, Kamis pagi (7/5/2020).
Untuk itu, Pemerintah Kota Surabaya pagi ini langsung melakukan rapid test kepada seluruh pedagang. Jika dari rapid test tersebut ditemukan ada pedagang yang positif, maka Pasar Simo di Jalan Simo Kalangan dan Pasar Simo Gunung di Jalan Banyu Urip akan ditutup selama 14 hari ke depan.
Pedagang atau warga yang positif rapid test, selanjutnya akan menjalani tes lanjutan dan kasus akan diserahkan ke Dinas Kesehatan Kota Surabaya. Sambil menunggu proses itu, pedagang yang positif akan dikarantina untuk mencegah menyebaran virus yang semakin meluas.
“Kan di pasar itu ada dua, pedagang pasarnya dengan pedagang pasar tumpah. Nah, yang di luar pasar itu kan PD Pasar tidak membina mereka. Ini agak susah. Tapi tadi kita langsung ikutkan rapid test. Kalau ada yang positif kita haruskan karantina,” tambahnya.
Agus mengatakan, sebelumnya Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya telah melakukan sosialiasi ke pasar-pasar yang ada di Surabaya, untuk menerapkan protokol kesehatan seperti pakai masker, wajib mencuci tangan, dan pengecekan suhu.
Meski begitu, penyebaran virus di pasar masih sulit dibendung. Beberapa pasar di Surabaya seperti Pasar PPI, Pasar Kupang Gunung dan Pasar Jojoran 1 sudah lebih dulu ditutup akibat ada pedagang di pasar tersebut yang diketahui terjangkit Covid-19. Sedangkan Pasar Kapasan dan Pasar Grosir Surabaya (PGS) sudah kembali beroperasi sejak 18 April lalu, setelah sempat ditutup selama 14 hari.(tin/ipg)