Sabtu, 23 November 2024

Dapur Umum, Agar Warga Terdampak Covid-19 Tetap Bisa Bertahan

Laporan oleh Agung Hari Baskoro
Bagikan
Dapur umum di Kodam V Brawijaya, yang mana personel TNI ikut menyediakan makanan untuk OTG dan ODP Covid-19. Foto: Totok suarasurabaya.net

Siang itu, sekitar 100 personel gabung dari TNI, Polri, dan Tagana sedang beradu dengan peralatan dapur, seperti wajan, panci, sutil, dan segala macamnya. Di bawah sebuah tenda besar, mereka sibuk memasak berbagai jenis makanan, mulai dari telur dadar, lele goreng, sampai lalapan.

Setiap kali ada yang matang, beberapa orang berpakaian loreng hijau membawa makanan itu masuk ke sebuah ruangan tak jauh dari tenda itu. Di ruangan itu, puluhan orang sibuk membungkusi makanan dengan kertas minyak warna cokelat. Dari wajah mereka, ada raut kelelahan. Tapi percakapan-percakapan kecil dan saling lempar guyonan, membuat raut lelah itu jadi samar-samar.

Kira-kira begitu suasana dapur umum di area lapangan tenis Kodam V Brawijaya saat tim suarasurabaya.net mendatangi lokasi pada Selasa (5/5/2020) siang. Sejak Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diterapkan di Surabaya pada 28 April, dapur umum didirikan untuk memenuhi kebutuhan makan warga yang terdampak kebijakan ini.

Keberadaan dapur umum rasanya sangat penting saat kondisi seperti ini. Bagaimana tidak, sebelum PSBB saja, banyak warga yang sudah mengalami PHK. Sisanya terpaksa dirumahkan dengan gaji tidak utuh, bahkan tanpa digaji. Bagi pekerja lain di sektor informasi, seperti pedagang dan driver ojek online, penghasilan jadi makin tak menentu.

Kolonel Zeni Bima Aslog Kodam V Brawijaya mengatakan, setiap harinya, dapur umum di Makodam V Brawijaya bisa memproduksi 2000 bungkus nasi, masing-masing saat berbuka dan sahur.

Para personel gabungan ini mulai bekerja sejak pukul 23.00 WIB untuk memenuhi kebutuhan sahur. Pukul 02.00 WIB, semua nasi ditargetkan sudah tersalurkan ke masyarakat. Berselang beberapa jam, sekitar pukul 10.00 WIB, aktivitas dapur umum dimulai lagi untuk memenuhi kebutuhan berbuka warga. Kolonel Zeni Bima mengatakan, pada pukul 16.00 WIB, semua nasi sudah harus sampai di tangan warga terdampak.

“Karena kalau berbuka, jangan sampai masyarakat ini menunggu. Kasian. Gubernur menyampaikan, kalau bisa jam 4 (warga) sudah terima makanan.,” katanya.

Waktu yang sangat pendek untuk memproduksi begitu banyak porsi makanan, diklaim Kolonel Zeni Bima bukan sebuah kesulitan. Sebab, para personel yang menjadi juru masak adalah orang-orang terlatih di bidang logistik. TNI yang bertugas diambil dari Satuan Perbekalan dan Angkutan Kodam V Brawijaya. Sedangkan, dari unsur Polisi diambil dari Satuan Brimob, dan dibantu oleh Tagana.

“Waktu, oke. Gak ada masalah. Mereka ini orang-orang terlatih. Mereka biasa nyiapin makan pagi-siang-malam. Bukan prajurit yang tidak berpengalaman memasak, tapi mereka sudah terbiasa memasak,” tegasnya.

Salah satu pertanyaan besar ketika ada produksi makanan besar-besaran seperti ini adalah kecukupan gizi pada setiap porsi makanan yang dihasilkan. Untuk itu, Pemprov Jatim nampaknya sudah mengantisipasi dengan menugaskan tim pemantau gizi dari Dinas Kesehatan Jawa Timur.

Saat di lokasi, kami menemui Avida Tim Pemantau Gizi Dapur Umum dari Dinkes Jatim. Saat itu, ia sedang mewawancarai seorang juru masak untuk mengetahui makanan apa saja yang akan disajikan dalam satu porsi nasi bungkus untuk berbuka puasa hari ini.

Ia mengatakan, dalam satu porsi makanan, dibutuhkan 500-700 kalori. Setiap proses masak baik itu sahur atau berbuka, akan ada tim pemantau gizi untuk memastikan kecukupan kalori ini.

“Supaya memastikan kita memberikan bantuan ke masyarakat berupa nasi itu gak sembarangan. Tapi juga bergizi. Sekarang kan musimnya corona. Dimana ini kan bisa dicegah dengan imunitas yang baik, salah satunya dari makanan yang bergizi. Harapannya masyarakat yang terdampak PSBB, bisa mendapat makanan yang bergizi,” jelasnya.

Tak hanya fokus pada proses memasak dan mengemas makanan, para aparat ini juga berperan dalam pendistribusian makanan langsung pada warga terdampak. Untuk tugas ini, Babinsa (Bintara Pembina Desa) dari unsur TNI dan Bhabinkamtibmas (Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat) dari unsur Polri yang berperan.

Mereka datang ke dapur umum, membawa makanan yang sudah jadi, dan menyalurkannya langsung ke warga terdampak. Kami mengikuti salah satu babinsa dari Koramil 0831 Surabaya Timur untuk mengetahui langsung proses pembagian nasi bungkus ke warga terdampak.

Sekitar pukul 13.00 WIB, Sersan Mayor Yatno datang ke dapur umum Kodam V Brawijaya untuk mengambil nasi bungkus. Siang itu, dia akan menyalurkan puluhan nasi bungkus ke salah satu kampung di daerah Kenjeran, Surabaya. Sebelum berangkat ke Kenjeran, ia terlebih dahulu berkomunikasi dengan salah satu warga di daerah itu.

“Ini 75 bungkus harus tersalurkan semua. Kalau saya, sebelum kita berangkat, koordinasi dulu dengan RT-RW disitu. Tolong disiapkan warga. Jadi gak terlalu nunggu lama. Kita datang, langsung dibagi,” katanya.

Ia menjalani kesibukan ini dua kali setiap hari. Selain menjelang waktu berbuka, dia juga membagikan nasi bungkus menjelang sahur. Biasanya sekitar jam 01.00 WIB, dia sudah mengambil nasi bungkus dan menyalurkannya ke wilayah tugasnya.

Pembagian nasi bungkus di masa serba susah saat pandemi ini menjadi oase tersendiri bagi warga terdampak. Setidaknya ini terlihat ketika Sersan Mayor Yatno datang di lokasi. Bergantian, warga datang dengan wajah sumringah mengambil nasi bungkus itu.

Sandi Dermawan salah satu warga terdampak di tempat itu, terlihat sangat senang ketika menerima bantuan itu. Ia yang sehari-hari bekerja sebagai kuli bangunan mengaku, sejak pandemi Covid-19, tak memiliki penghasilan. Ia berharap, bantuan seperti ini rutin dibagikan untuk warga terdampak sepertinya.

“Biasanya kerja kuli bangunan. Sepi. Sepi sekali (pekerjaan). Sudah berapa bulan gak ada. Mulai Corona itu,” ujarnya.

Dapur umum di Kodam V Brawijaya adalah satu dari lima dapur umum yang tersebar di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik. Sisanya, ada di Mapolrestabes Surabaya, Mako Lantamal V Surabaya, Kodim 0817 Gresik, dan Polresta Sidoarjo. Total, kelima dapur umum ini memproduksi sedikitnya 8.175 nasi bungkus untuk warga terdampak Covid-19. (bas/ang/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
28o
Kurs