Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan (Menkeu) mengatakan, wabah Covid-19 telah menyebabkan perekonomian Amerika Serikat (AS) dan Cina mengalami kontraksi sangat dalam pada kuartal pertama 2020, yaitu masing-masing 4 persen dan 6,8 persen.
“Dampak ekonomi kuartal pertama kemarin malam kita sudah dengar Amerika Serikat (AS) -4 persen dan Cina -6,8 persen terendah sejak 1992,” katanya dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI di Jakarta, dilansir Antara, Kamis (30/4/2020).
Tak hanya itu, Sri Mulyani mengatakan dampak Covid-19 yang merupakan krisis kesehatan dan meluas menjadi krisis ekonomi, sosial, serta keuangan ini juga meningkatkan angka pengangguran di AS yaitu dalam lima minggu melonjak menjadi 26 juta orang.
“AS menunjukkan jumlah pengangguran yang klaim benefit nya mencapai 26 juta dalam waktu hanya lima minggu. Untuk AS ini efek luar biasa karena pada Januari sampai Maret relatif cukup normal,” katanya.
Selain itu tingkat kepercayaan konsumen atau consumer confidence pada Maret menjadi 71,2 yang merupakan terendah sejak 2011 dan retail sales market turun hingga 6,2 persen terdalam sejak 2009.
Sedangkan di Eropa PMI manufaktur dan Jasa pada April 2020 terus terkontraksi hingga berada di level terendah sejak 2009, business confidence di Jerman juga mencatatkan rekor terendah, serta retail sales Inggris turun 5,8 persen.
Sementara dampak Covid-19 bagi Asia selain penurunan perekonomian Cina, pandemi juga menyebabkan turunnya retail sales yang sejak Januari hingga Maret turun 18,9 persen.
“Prompt Manufacturing Industry (PMI) Jepang juga mengalami kontraksi yang dalam terendah sejak 2009,” ujarnya.
Kemudian, dampak ketidakpastian global akibat Covid-19 turut menyebabkan turunnya harga minyak dunia sebanyak 70 persen karena turunnya permintaan sehingga setok berlimpah.
Selanjutnya, kerugian akibat Covid-19 telah mencapai 9 triliun dolar AS untuk periode 2020 hingga 2021 akibat kontraksi pada ekonomi dunia dan kondisi sosial seperti terjadinya PHK.
“9 triliun dolar AS setara dengan ekonomi Jerman dan Jepang jadi artinya betapa dahsyatnya pandemi sehingga dalam waktu yang singkat yaitu satu kuartal telah menyapu ekonomi dunia secara cepat,” katanya. (ant/ang)