Jumat, 22 November 2024

Kali Surabaya Tercemar Mikroplastik, Masyarakat Perlu Diet Plastik

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Aksi Ecoton saat bersihkan sungai dari popok bayi. Foto: Totok/Dok. suarasurabaya.net

Hasil penelitian kalangan kampus maupun Tim Bersama Ecoton, sejumlah sungai di Surabaya terindikasi tercemar mikroplastik. Masyarakat perlu bersama-sama menanggulanginya dengan diet plastik.

Nita Citrasari Peneliti dan Dosen Teknik Lingkungan Unair Surabaya membenarkan, hasil penelitian yang mereka lakukan menunjukkan bahwa Kali Surabaya, yang mana airnya menjadi bahan baku air minum dan diolah oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) untuk kemudian dikonsumsi masyarakat, memang tercemar mikroplastik.

“Penelitian yang kami lakukan terhadap air sungai di Kali Surabaya faktanya seperti itu. Ada kandungan mikroplastik. Tentunya hal ini berbahaya. Memang kami juga belum melakukan penelitian selanjutnya seberapa berbahayanya mikroplastik itu. Tetapi masyarakat perlu segera diingatkan,” terang Nita.

Nita bersama Tim Peneliti Unair, pada Kamis (28/3/2019), menjadi narasumber dalam konferensi pers yang digagas Ecoton bersama sejumlah pihak bertajuk Ancaman Pencemaran Microplastik di Kali Surabaya. Kegiatan ini dilakukan di salah satu cafe di Surabaya.

Nita menyampaikan, jika plastik yang dimaksud dalam bentuk besar (berupa kantong plastik) bisa cepat dilakukan pembersihan. Orang-orang yang peduli dengan lingkungan bisa dengan cepat mengambil plastik-plastik itu dari sungai sehingga tidak menyebabkan pencemaran.

“Tetapi jika dalam konteks mikroplastik, tentunya tidak kasat mata dan perlu dilakukan uji laboratorium untuk menentukan apakah ada kandungan mikroplastik atau tidak pada air yang ada di sungai. Ini memang kendala tersendiri,” kata Nita.

Mikroplastik akan dikonsumsi oleh aneka satwa atau binatang yang habitatnya di air, seperti ikan. Lalu berbahayakah bagi manusia? Nita mengatakan, tentu perlu ada penelitian lebih lanjut.

“Butuh waktu lebih lama untuk melakukan peneltiian, apakah mikroplastik berbahaya bagi manusia. Tetapi jika untuk satwa yang habitatnya di air dan air yang ada tercemari mikroplastik maka dampaknya atau efeknya bisa dilihat kemudian,” ujar Nita.

Bagaimanapun juga, kata Nita, masyarakat perlu mengetahui apa itu mikroplastik sekaligus bahaya dan dampaknya. Sementara itu, dia berpendapat, gerakan untuk mengantisipasi berkembang mikroplastik perlu dilakukan sejak sekarang.

“Gerakan mengurangi penggunaan plastik dalam bentuk apapun menjadi kegiatan yang bisa dilakukan. Diet plastik. Lalu melakukan pembersihan di sungai-sungai dari sampah plastik dalam bentuk apapun. Ini penting diinformasikan kepada masyarakat luas, kemudian ditindaklanjuti dengan gerakan nyata,” katanya.(tok)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
29o
Kurs