Perekonomian Jawa Timur diprediksi bisa cepat pulih pasca pandemi Covid-19. Difi Ahmad Johansyah, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur mengatakan, optimisime ini tumbuh sejalan dengan respon penanganan Covid-19 dari pemerintah serta memperhatikan kondisi ekonomi nasional dan global.
Selain itu, kondisi global, dari hasil asesmen IMF turut menyokong prediksi ini. IMF memperkirakan, pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun 2020 akan mengalami kontraksi sebesar -3% (year of year). Tapi, perlu dicatat angka ini diperkirakan akan kembali tumbuh sebesar 5,8% di tahun 2021.
Di sisi lain, kondisi inflasi juga relatif stabil dan terjaga dalam rentang target inflasi nasional yakni 3±1%. Sejumlah upaya telah dilakukan oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah, baik di level Provinsi maupun Kabupaten/Kota dalam menjaga stabilitas harga, ketersediaan pasokan serta kelancaran distribusi komoditas pangan strategis di tengah penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah wilayah.
Difi juga mengapresiasi kebijakan Lumbung Pangan Jatim yang diresmikan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Apabila dilaksanakan sesuai dengan protokol Covid-19 dan bisa diakses online, Lumbung Pangan Jatim diyakininya mampu mendukung pemenuhan kebutuhan pangan strategis masyarakat Jawa Timur.
“BI Provinsi Jawa Timur juga terus berupaya mendorong sektor rill (UMKM dan Pesantren) melalui peningkatan kapasitas secara digital. Beberapa pelatihan terus dilakukan secara digital agar UMKM mampu bertahan selama pandemi Covid-19. Pelatihan tersebut mencakup kemampuan adaptasi produksi (shifting, red) usaha, hingga digital marketing untuk memperluas jangkauan penjualan produk UMKM,” jelasnya.
Difi mengaku, BI Provinsi Jawa Timur akan terus berkoordinasi dan bersinergi dengan Pemprov Jatim dan otoritas terkait dalam menempuh langkah-langkah kolektif untuk melakukan pemantauan, asesmen dan mitigasi implikasi penyebaran COVID-19 terhadap stabilitas ekonomi di Jawa Timur. (bas/iss/ipg)