Joko Widodo Presiden menekankan pentingnya upaya pencegahan bencana alam jangka panjang dengan cara rehabilitasi sejumlah cagar alam di daerah Provinsi Papua.
Pernyataan itu ditegaskan Jokowi, Senin (1/4/2019), usai menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman antara 16 pihak termasuk pemerintah daerah Papua, kementerian/lembaga, organisasi masyarakat, tokoh adat dan agama di Papua.
Antara lain, Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Pekerjaan Umun dan Perumahan Rakyat, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Pemprov Papua, Pemkab Jayapura, Pemkot Jayapura, Pemkab Keerom, Universitas Cendrawasih, PT Freeport Indonesia.
Dewan Adat Suku Sentani, Lembaga Musyawarah Adat Port Numbay, Deamwan Persekutuan Gereja-gereja Papua, BP AM Sinode GKI Tanah Papua, dan BP AM Sinode Gidi di Tanah Papua.
“Untuk pencegahan bencana jangka panjang, yang namanya Pegunungan Cycloop juga harus direhabilitasi, dihijaukan kembali, harus ditanam kembali sehingga bencana bencana yang kemarin datang itu tidak terjadi lagi,” ujar Jokowi di Gelanggang Olahraga Toware, Kabupaten Jayapura.
Presiden menegaskan, pelibatan banyak pihak merupakan strategi supaya pengerjaan lapangannya cepat segera dikerjakan.
Sekadar diketahui, nota kesepahaman itu nantinya jadi pedoman bersama dalam mendukung pelaksanaan kegiatan Pemulihan Kawasan Cagar Alam Pegunungan Cycloop, Danau Sentani, Daerah Aliran Sungai Sentani Tami secara terencana, terpadu dan menyeluruh.
Tujuannya, untuk mensinergikan program dan pelaksanaan kegiatan para pihak terkait dalam Pemulihan Kawasan Cagar Alam Pegunungan Cycloop, Danau Sentani, Daerah Aliran Sungai Sentani Tami.
Objek nota kesepahaman itu adalah Kawasan Cagar Alam Pegunungan Cycloop, Danau Sentani, Daerah Aliran Sungai Sentani Tami di Provinsi Papua. (rid)