Kematian akibat infeksi Covid-19 di Jatim mencapai 11,21 persen dari total kasus yang terdata, Minggu (26/4/2020). Sudah 88 orang meninggal dari total 785 kasus positif Covid-19 di Jatim.
Persentase angka kematian akibat Covid-19 di Jatim ini lebih tinggi dari mortalitas secara nasional yang hanya 8,36 persen: 743 orang meninggal dari total 8.882 kasus positif Covid-10 di Indonesia.
Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur menegaskan, secara klinis, salah satu faktor tertinggi yang mengakibatkan kematian pasien Covid-19 di Jatim adalah penyakit penyerta (komorbid).
Ada sejumlah penyakit penyerta yang menyebabkan mortalitas pasien terinfeksi Covid-19 di Jatim terus meningkat signifikan. Penyakit penyerta tertinggi masih diabetes melitus.
“Kemarin, saat persentase meninggal 10 persen ke atas, kami rapat secara sistemik untuk mencari penyebab pasien tidak tertangani sampai akhirnya meninggal,” ujarnya di Grahadi, Minggu (26/4/2020).
Hasil rapat itu menunjukkan, selain karena faktor klinis pasien disertai komorbid, Khofifah mengakui ada faktor lain seperti keterlambatan pasien mengakses layanan rumah sakit.
Khofifah menduga, pasien Covid-19 yang sudah menunjukkan gejala klinis tidak segera memeriksakan diri ke rumah sakit karena menghindari stigma yang terjadi di masyarakat.
“Pada posisi ini saya mohon kepada masyarakat Jawa Timur, Covid-19 ini bukanlah penyakit yang pantas distigmakan. Kita perlu menyampaikan empati dan simpati (kepada orang terjangkit),” ujarnya.
Dia berharap, masyarakat bisa menunjukkan rasa empati dan simpati kepada pasien positif Covid-19 itu dengan melakukan gotong-royong dalam memberikan pendampingan sesuai protokol kesehatan.
“Empati dan simpati seperti itu akan menjadikan mereka (orang terjangkit Covid-19) yang sudah merasakan sesak napas dan sebagainya agar bergegas mengakses layanan kesehatan,” katanya.
Khofifah memastikan bahwa layanan kesehatan di Jawa Timur ini dalam kondisi prima. Baik dalam hal ketersediaan alat pelindung diri bagi tenaga medis dan paramedis, juga berkaitan diagnosis virus.
Dia memastikan, Jawa Timur telah mendapatkan bantuan 41 ribu reagen untuk tes polymerase chain reaction (PCR) dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Bantuan itu sudah datang.
“Reagen ini penting untuk validitas diagnosis Covid-19. Kalau ada percepatan PCR, pasien yang sudah sembuh bisa kembali ke rumah, sehingga bed di rumah sakit bisa dipakai pasien lain,” ujarnya.
Data termutakhir penyebaran Covid-19 di Jatim, ada tambahan 17 pasien positif Covid-19 sehingga jumlah kasusnya menjadi 785. Masih ada 557 pasien positif yang dirawat di rumah sakit rujukan.
Saat ini, dari 2.681 pasien dalam pengawasan (PDP) di Jatim, masih ada 1.383 pasien yang masih diawasi. Lalu masih ada 5.908 orang yang dipantau dari 18.350 orang dalam pemantauan (ODP).
Angka kesembuhan di Jawa Timur saat ini mencapai 17,83 persen. Sudah ada 140 orang pasien positif Covid-19 yang dinyatakan sembuh atau sudah melalui dua kali tes PCR terkonversi negatif.(den)