Andi Taufan Garuda Putra Staf Khusus Presiden yang sempat mendapat kecaman publik karena mengirim surat kepada para camat untuk mendukung perusahaannya dalam program Desa Lawan Covid-19, mengundurkan diri.
Surat pengunduran diri sebagai Staf Khusus Presiden disampaikan Andi kepada Joko Widodo Presiden, hari Jumat tanggal 17 April 2020.
Dalam keterangan yang disampaikan lewat surat terbuka, hari ini, Jumat (24/4/2020), dia menyebut pengunduran dirinya atas kesadaran diri sendiri.
Andi Taufan berharap masih tetap bisa berkontribusi dalam bidang pemberdayaan ekonomi masyarakat, terutama membantu pelaku usaha mikro dan kecil.
Pramono Anung Wibowo Sekretaris Kabinet mengonfirmasi pengunduran diri Andi Taufan Garuda Putra sebagai Staf Khusus Presiden.
Menurutnya, Jokowi Presiden bisa memahami alasan di balik pengunduran diri salah seorang ‘Staf Khusus Millenial’ tersebut, dan memberikan persetujuan.
“Memang benar Saudara Andi Taufan telah mengajukan pengunduran diri kepada Presiden pada tanggal 17 April 2020. Presiden sudah menerima dan menyetujui pengunduran diri Saudara Andi Taufan, serta memahani alasan yang mendasari dan disampaikan,” kata Pramono Anung, Jumat (24/4/2020), di Jakarta.
Sekadar informasi, Andi Taufan Garuda Putra yang diangkat sebagai Staf Khusus Presiden pada November 2019, jadi sorotan karena mengirim surat kepada camat seluruh Indonesia.
Dalam surat resmi itu, Andi Taufan meminta para camat bekerja sama dengan PT Amartha Mikro Fintek, perusahaan miliknya dalam program Desa Lawan Covid-19, di daerah Sulawesi dan Sumatera.
Karena memicu polemik, Andi Taufan meminta maaf secara terbuka dan menarik surat tersebut.
Sebelumnya, Jokowi Presiden sudah lebih dulu menerima surat pengunduran diri Adamas Belva Syah Devara dari posisi Staf Khusus Presiden bidang pendidikan, kepemudaan dan kewirausahaan.
Nama Belva mendapat sorotan publik karena Ruangguru aplikasi berbayar yang dikembangkannya terlibat dalam proyek Kartu Prakerja, sehingga dikhawatirkan ada konflik kepentingan.(rid/tin/rst)