Sabtu, 23 November 2024

Yenny Wahid: Kedekatan dengan Warga NU Tak Cukup dengan Mengibarkan Benderanya

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Zanubba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid atau yang akrab disapa Yenny Wahid, Ketua Jaringan Kader Gus Dur untuk Jokowi-Maruf, saat di Hotel Shangri-La Surabaya, Minggu (7/4/2019). Foto: Denza suarasurabaya.net

Zanubba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid atau yang akrab disapa Yenny Wahid, Ketua Jaringan Kader Gus Dur untuk Jokowi-Maruf mengatakan, bendera Nahdlatul Ulama (NU) tidak boleh dibawa kampanye. Ini berlaku untuk semua pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden.

“Seyogyanya Bendera NU jangan dibawah kampanye. Ini berlaku untuk semua. Mau pasangan 02 atau pasangan 01, endak boleh. Kita harus disiplin. Apalagi yang dilakukan Pak Sandi itu. Endak boleh itu,” ujarnya, Minggu (7/4/2019).

Yenny menyatakan, ini untuk menanggapi apa yang dilakukan Sandiaga Uno Calon Wakil Presiden Nomor Urut 02 saat kampanye di Lumajang, 4 April lalu. Pasangan Prabowo Subianto itu sempat mengibarkan bendera NU di atas panggung kampanye Pilpres 2019.

“Kedekatan dengan NU itu tidak bisa hanya dengan mengibarkan bendera. Kedekatan dengan NU itu harus dibangun dari proses menyalurkan aspirasi warga NU. Nah, selama ini, yang punya track record, catatan sejarah, dekat dengan warga NU, ya, Pak Jokowi,” ujarnya.

Apalagi, lanjut Yenny, pasangan Jokowi pada Pilpres 2019 ini merupakan bagian dari NU. KH Maruf Amin Wakil Presiden Nomor Urut 01 yang mendampingi Jokowi di kontestasi Pilpres 2019, menurutnya sangat mewakili kedekatan pasangan ini dengan warga NU.

“Jadi mengibarkan bendera saja tidak cukup untuk menunjukkan kedekatan dengan warga NU,” katanya.

Yenny Wahid, Minggu ini, menghadiri deklarasi dukungan Forum Komunikasi Kiai Kampung Jawa Timur (FK3JT) untuk Jokowi-Ma’ruf Amin Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Nomor Urut 01 di Hotel Shangri-La Surabaya.

Kepada seluruh Kiai Kampung dalam FK3JT, Yenny mengajak mereka membantu dan mendorong masyarakat di sekitarnya untuk menggunakan hak pilihnya dan menciptakan suasana gembira dan damai di TPS masing-masing.

“Kalau ada yang ngajak gelut, ora usah diladeni. Yang penting kita ini, ketika datang ke TPS, semangatnya adalah silaturahmi. Silaturahim harus kita kedepankan. Apapun itu, kita semua ini bersaudara. Pilihannya boleh berbeda tetapi tetap, kepentingan bersama itu Indonesia tetap bersatu,” ujarnya.

Selain Putri Almarhum Abdurrahman Wahid Presiden RI ke-4, hadir dalam kegiatan itu KH Fahrurrozi Koordinator FK3JT, serta KH Rozaq Imam Dewan Masyayikh dan Pengasuh PP Ma’hadul-IImi asy-Syar’ie (MIS) Sarang-Rembang, juga kiai dan ulama lain se-Jawa Timur.(den/tin/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
34o
Kurs