Senin, 25 November 2024
Di Tengah Pandemi Covid-19

Kandidat Doktoral ITS Ciptakan Aplikasi Banana Permudah Belajar Matematika

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Bayu dan aplikasi Banana buatannya yang membantu mempermudah pengerjaan Matematika dasar. Foto: Humas ITS

Prihatin melihat kesulitan keponakannya belajar di tengah pandemi Covid-19 dan keinginannya belajar pemrograman, Bayu Dwi Hatmoko SSi, mahasiswa doktoral (S3) Departemen Fisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) ciptakan aplikasi Banana.

Aplikasi Banana sendiri memiliki kegunaan untuk mendukung pembelajaran matematika tingkat sekolah dasar (SD) yang bisa digunakan secara mudah melalui gadget.

Seiring perkembangan jaman saat ini, Bayu melihat bahwa anak usia sekolah dasar (SD) cenderung tidak tertarik pada pembelajaran berbasis buku yang tekstual. Sebaliknya anak senang pada sesuatu yang interaktif, misalnya video permainan, melihat itu muncullah ide membuat aplikasi Banana.

“Sambil menyelam minum air, sambil membuat aplikasi yang bermanfaat untuk anak-anak, sekaligus belajar pemrograman untuk diri saya sendiri,” terang mahasiswa peraih beasiswa Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) di ITS ini.

Prototipe aplikasi Banana buatan Bayu ini sudah memiliki empat menu yaitu perhitungan dasar penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Tidak hanya itu, di setiap menunya dilengkapi submenu berdasarkan jenis angka yang dioperasikan yakni operasi bilangan bulat, operasi bilangan desimal, dan operasi pecahan.

Pada proses pembelajaran, anak tidak langsung bisa mengerjakan soal yang sulit. Sehingga perlu adanya tingkatan kesulitan dari soal yang mudah menuju yang sulit guna mendorong pemahaman konsep pada anak-anak.

“Operasi bilangan tersebut saya pisahkan lagi dari operasi bilangan satuan, puluhan, ratusan, hingga ribuan,” tambah Bayu yang juga bekerja di Laboratorium Fisika Teori dan Filsafat Alam (LaFTiFa) ITS tersebut.

Dari segi kebaruan, Bayu mengungkapkan tidak ada inovasi yang signifikan dari aplikasi serupa yang sudah ada sebelumnya. Mahasiswa yang sejak program strata hingga doktor menekuni bidang fisika ini menekankan bahwa tujuannya menciptakan aplikasi Banana ini adalah bentuk usaha produktif Bayu di tengah pandemi Covid-19 untuk meningkatkan kemampuan ilmu pemrogramannya.

Bayu yang menekuni teleportasi kuantum untuk disertasinya ini, walaupun sudah marak aplikasi serupa dengan aplikasi Banana miliknya tetapi proses pembuatan aplikasi tersebut berguna mengembangkan ilmu pengetahuannya.

“Seseorang perlu melakukan proses dari awal, sehingga tidak ada missing informasi dari setiap teknologi yang kita gunakan. Ini penting dipahami,” tegas Bayu.

Sementara ini, aplikasi Banana buatan Bayu belum bisa diakses oleh masyarakat luas karena belum dirilis secara resmi.

Prototipe aplikasi ini masih akan dikembangkan lagi agar lebih interaktif dan menarik secara tampilan dan jika memungkinkan akan dikembangkan dengan penambahan materi matematika lainnya ke dalam aplikasi.

Bayu berkeinginan untuk segera belajar mengenai cross platform, sehingga aplikasi buatannya bisa digunakan baik di Android, iOS, maupun Windows.(tok/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Senin, 25 November 2024
33o
Kurs