Sabtu, 23 November 2024

Banjir Rendam Sidoarjo, Pemkab Masih Usulkan Anggaran Atasi Banjir di 2020

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Seorang pengendara mendorong sepeda motornya yang mogok akibat banjir di kawasan Tambaksawah, Waru, Sidoarjo, Kamis (11/4/2019) pagi. Foto: Rachmasari Lestari via @e100ss

Sebagian wilayah Sidoarjo kembali direndam banjir pada Kamis (11/4/2019) pagi. Beberapa titik banjir di Waru Sidoarjo di antaranya kawasan Tropodo, Tambak Sumur, Griyo Mapan, Kepuh Kiriman dan Berbek Industri. Akibatnya, jalur lalu lintas di sekitar kawasan tersebut sempat mengalami kemacetan panjang. Apalagi, beberapa kendaraan bermotor mogok akibat nekat menerjang banjir setinggi setengah ban mobil.

Atas kejadian ini, Pemkab Sidoarjo tengah melakukan evaluasi dengan beberapa pihak untuk mengidentifikasi masalah banjir. Menurut Pemkab, ada beberapa daerah yang memiliki elevasi rendah sehingga air akan menggenang dan berkumpul di daerah tersebut.

Pemkab Sidoarjo mengaku, ini karena Sidoarjo belum memiliki bangunan pintu air untuk mengurangi debit banjir. Untuk mengatasi masalah tersebut, Pemkab Sidoarjo telah menyediakan solusi dengan pembuatan saluran untuk menampung air. Namun pengadaan pompa air ini masih akan diusulkan untuk tahun anggaran 2020.

“Kami sudah mengevaluasi, sudah ada desain akhirnya, itu memang harus memakai pompa air. Ini kebetulan di 2019 belum, dan karena tahun 2019 volumenya besar, maka akan diusulkan di 2020,” kata Sunarti Setya Ningsih (Naning) Plt Kepala Dinas PU Bina Marga dan Sumber Daya Air Pemkab Sidoarjo kepada Radio Suara Surabaya, Kamis (11/4/2019).

Selain itu, upaya selama ini yang dilakukan Pemkab adalah bekerjasama dengan Balai Besar untuk melakukan normalisasi sungai di bagian hulu dan hilir.

Naning mengaku, sistem pembuangan air di Sidoarjo berbeda dengan ada yang di Surabaya. Jika Surabaya saat banjir akan langsung melakukan pembuangan ke laut, maka Sidoarjo harus menampung air yang nantinya akan dialirkan kembali untuk irigasi lahan pertanian dan untuk layanan air industri.

“Ini bedanya dengan Surabaya, kalau Surabaya murni dibuang ke laut. Kalau Sidoarjo ini masih ada sawah makanya air akan ditampung dan akan digunakan kembali untuk layanan irigasi dan layanan air untuk industri, karena sawah memerlukan aliran irigasi, kami menyiapkan wadahnya,” tambah Naning.

Ia mengaku, saat ini pihaknya masih memaksimalkan pompa yang ada dan bekerja sama dengan Balai Besar untuk melakukan normalisasi di hulu dan hilir sungai.(tin/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs