Pakar Lingkungan Yakin Kualitas Udara Surabaya Akan Makin Baik Saat PSBB

Pakar lingkungan meyakini kualitas udara di Surabaya akan makin baik saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diterapkan di kota ini. Arie Dipareza Syafei Pakar Lingkungan ITS mengatakan, hal ini berkaitan dengan berkurangnya volume kendaraan roda dua di jalanan Surabaya.

“Secara teoritis, berdasarkan data-data yang ada, polusi udara di Surabaya didominasi oleh kendaraan bermotor. Dengan adanya PSBB, Stay At Home, volume kendaraan berkurang. Kalau itu sudah jelas (kualitasnya akan membaik),” ujar Arie pada suarasurabaya.net, Selasa (21/4/2020).

Ia menekankan, kualitas udara kota Surabaya memang paling banyak dipengaruhi oleh banyaknya kendaraan bermotor di jalan raya. Ini berbeda dengan daerah lain, seperti Gresik misalkan yang lebih banyak dipengaruhi oleh polusi dari pabrik-pabrik.

Naiknya kualitas udara di Kota Surabaya membawa dampak yang baik bagi masyarakat dan ekosistem lain seperti hewan dan tumbuhan. Udara yang baik berkaitan dengan kualitas kesehatan warga kota.

“Secara umum, misalnya di Surabaya yang sering tercemar udara sering batuk atau asma seharusnya semakin berkurang. Seperti orang kota yang pergi ke desa kan bisa merasakan bedanya kalau di desa lebih segar,” jelasnya.

Naiknya kualitas udara di Surabaya bisa dibuktikan dari data yang dimiliki pemkot Surabaya. Alat pengukur kualitas udara yang dipasang di kawasan perempatan Monumen Kapal Selam (Monkasel) Surabaya menunjukkan ISPU berada di angka 48 atau dalam kategori baik.

Agus Eko Supiadi Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya mengatakan, sebelum pemerintah mengalihkan sebagian kegiatan belajar dan bekerja ke rumah, ISPU Kota Surabaya biasanya rata-rata berada di angka 57 atau berada di level sedang. (bas/iss/rst)