Sabtu, 23 November 2024

Inovasi Beton Batok Kelapa, Raih IPK Memuaskan

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Proses uji coba inovasi Beton berbahan Batok Kelapa karya mahasiswa Universitas Narotama Surabaya. Foto: Istimewa

Vivaldi Octavianto Rosadi mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Narotama Surabaya, raih IPK 3,89 sekaligus lulus mengikuti wisuda dengan tugas akhir beton dari batok kelapa.

“Batok kelapa dalam penelitian ini adalah sebagai agregat dalam pembuatan beton, dengan tambahan polivinil asetat (PVAC) sebagai perekat,” terang Valdi.

Batok kelapa itu dihancurkan hingga berukuran 10-20 mm sebagai agregat kasar. Dan untuk agregat halusnya Valdi menggunakan pasir Lumajang.

Dalam penelitian ini, Valdi ingin menemukan inovasi beton kuat yang ringan. PVAC digunakan untuk merekatkan batok kelapa dalam pembuatan beton.

“Pada dasarnya batok kelapa ini kan kayu. Jadi dibutuhkan perekat agar tidak mudah lapuk ketika diaplikasikan dalam jangka waktu yang lama. Kalau tidak menggunakan PVAC, batok kelapa tidak dapat merekat saat pengadukan beton,” papar mahasiswa angkatan 2013 itu.

Perbedaan lain yang dilakukan lulusan SMA Dr. Soetomo Surabaya ini adalah dengan tidak merendam beton yang sudah dicetak di dalam air, atau yang disebut proses pencuringan.

“Sebenarnya proses pencuringan direndam di dalam air agar tidak terjadi segregasi. Tapi beberapa kali saya pernah membuat beton dan kuat tekannya malah berkurang jika direndam air. Maka dari itu dalam penelitian ini saya menghilangkan proses pencuringan dengan direndam air dan menggantinya dengan menutup beton dengan kertas semen yang sudah dibasahi,” ujar pria kelahiran 29 Oktober 1994 itu.

Namun, memang kuat tekan beton yang dibuat Valdi belum memenuhi syarat untuk dijadikan struktur maupun kolom. “Kuat tekan beton batok kelapa ini 26 MPa. Sementara untuk dijadikan struktur atau kolom bangunan perlu sekitar 30-35 MPa kuat tekannya. Jadi untuk beton batok kelapa ini setidaknya bisa digunakan untuk paving jalanan atau struktur rumah sederhana,” kata Valdi.

Inovasi beton dari batok kelapa memang sudah pernah diteliti sebelumnya. Namun selama ini kuat tekan beton batok kelapa yang sudah ada belum sampai 26 MPa seperti buatannya. “Kuncinya ada pada PVAC sebagai perekat. Mungkin juga bisa menggunakan bahan perekat lain agar kuat tekannya lebih besar,” tambah Valdi.

Yang pasti, beton batok kelapa ini memang sengaja dipilih Valdi mengingat melimpahnya limbah batok kelapa di belakang kampus Universitas Narotama Surabaya.

“Jadi ini semua batok kelapanya ambil dari belakang kampus karena disana banyak sekali. Ini juga jadi sebuah upaya untuk mengurangi limbah agar bisa menjadi sesuatu yang jauh lebih berguna,” tegas Valdi.

Karya inovasi beton batok kelapa ini mendapat support Fredy Kurniawan, S.T.,M.T.,M.Eng.,PhD dosen pembimbing yang memang ahli di bidang beton. Fredy juga mengerjakan seluruh proses pembuatan beton di laboratorium Teknik Sipil Universitas Narotama Surabaya yang sudah memiliki alat-alat yang lengkap.

“Dari dosen pembimbing dan sarana laboratorium benar-benar membantu penelitian saya selesai dengan baik dan lancar,” kata Fredy. Penelitian beton dengan batok kelapa ini tentunya akan terus dilanjutkan dan dikembangkan oleh mahasiswa lain.

Valdi berharap akhirnya beton batok kelapa ini bisa diaplikasikan ke masyarakat. “Karena beton batok kelapa ini ringan namun kuat. Jadi akan mempermudah pekerjaan, biaya lebih murah, serta mengurangi limbah di lingkungan,” pungkas Fredy.(tok/dwi/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs