Korps Lalu Lintas Kepolisian Republik Indonesia mulai memperkenalkan gawai canggih 3D Laser Scanner yang mampu merekam data di Tempat Kejadian Perkara (TKP) kecelakaan lalu lintas hanya dalam waktu dua menit.
“Gawai ini akan merekam sambil memutar kamera hingga 360 derajat. Hanya butuh waktu dua menit, kami sudah bisa merekam TKP dengan data yang lengkap,” kata Kompol Deni dari Korlantas Polri saat memberi penjelasan kepada media mengenai cara kerja 3D Laser Scanner, pada Pelatihan Operasional 3D Laser Scanner di Jakarta, Jumat (12/4/2019).
Deni juga mengatakan alat tersebut telah dilengkapi dengan Global Positioning Sistem (GPS) yang akan memperlengkap data TKP.
“Hasil rekaman Laser Scanner adalah gambar TKP yang sebenarnya, kanan kirinya, kemiringan jalannya, karena alat ini dilengkapi GPS, saat merekam data, alat ini juga mengukur kemiringan, ketinggian hingga kondisi jalan,” ujarnya seperti dilansir Antara.
Brigjen Pol Pujiono Dulrahman, Direktur Penegakan Hukum (Dirgakum) Korps Lalu Lintas Polri, yang memimpin Pelatihan Operasional 3D Laser Scanner mengatakan gawai baru ini akan sangat membantu petugas dalam mengolah TKP karena keakuratan data yang dihasilkan gawai ini.
“Dulu olah TKP kecelakaan lalu lintas dilakukan secara manual, artinya ke lapangan harus bawa kapur, meteran dan sebagainya. Sekarang 3D Laser Scanner ini bisa merekronstruksi kejadian yang sebenarnya, baik sebelum, saat, dan sesudah kecelakaan,” kata Pujiono.
Pujiono mengatakan gawai itu mampu menggambarkan situasi di TKP kecelakaan, mulai dari lubang, cone, hingga batu yang ada jalan dan mampu merekronstruksi momen sebelum, saat, dan setelah kecelakaan.
Alat ini juga mampu menggambarkan situasi yang ada di TKP dengan mendetail mulai dari pohon, rumah, dan sebagainya dengan area pandang 360 derajat.
Pujiono juga mengatakan akurasi alat baru ini dalam mengolah TKP sangat tinggi, bahkan bisa mencapai 90 persen.
“(Ketepatannya) 90 persen. Karena bukti otentik di TKP itu tergambarkan,” ujarnya.
Terkait pemahaman personel terhadap operasional alat tersebut, Pujiono mengatakan 80 persen anggota sudah menguasai penggunaan alat tersebut.(ant/iss/ipg)