Sabtu, 23 November 2024

Dolar Melemah Karena Investor Beralih ke Aset-aset Berisiko

Laporan oleh Iping Supingah
Bagikan
Ilustrasi

Kurs dolar AS melemah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB, 13/4/2019), karena tanda-tanda stabilisasi ekonomi di China dan awal yang kuat untuk musim pelaporan laba perusahaan-perusahaan AS mendorong permintaan terhadap aset-aset berisiko.

Selera investor terhadap mata uang berisiko mendapat dorongan setelah data China menunjukkan ekspor berbalik naik pada bulan lalu, membantu mengimbangi impor yang lebih lemah, dan laporan penurunan lain dalam perkiraan pertumbuhan Jerman, kata para analis.

Dolar AS juga melemah di tengah serangkaian data ekonomi utama Amerika yang baru dirilis.

Harga-harga impor AS naik 0,6 persen pada Maret, menyusul kenaikan 1,0 persen pada Februari, Departemen Tenaga Kerja melaporkan pada Jumat (12/4/2019). Kenaikan pada Maret dan Februari didorong oleh kenaikan harga bahan bakar.

Sementara itu, harga-harga untuk ekspor AS meningkat 0,7 persen untuk bulan kedua berturut-turut pada Maret, disumbang oleh harga-harga pertanian dan nonpertanian, kata departemen itu.

Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,22 persen menjadi 96,9714 pada akhir perdagangan.

Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,1295 dolar AS dari 1,1255 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,3077 dolar AS dari 1,3056 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia naik menjadi 0,7172 dolar AS dari 0,7118 dolar AS.

Dolar AS dibeli 112,07 yen Jepang, lebih tinggi dari 111,67 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 1,0028 franc Swiss dari 1,0036 franc Swiss, dan melemah menjadi 1,3334 dolar Kanada dari 1,3380 dolar Kanada. Demikian laporan yang dikutip Xinhua seperti dilansir Antara.(ant/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
35o
Kurs