Di tengah pandemi Covid-19, guru dan kepala SMAN 15 Surabaya pilih obati kangen pada siswa dengan nyanyi bersama, dan tetap anjurkan stay at home dan stay safe.
Yetty Sofiana pengajar bahasa Jerman SMAN 15 Surabaya menyampaikan bahwa kebiasaan bertemu dan saling sapa ternyata menjadi sangat mahal ketika pandemi Covid-19 terjadi dan mengharuskan para guru dan siswa tidak bertemu sampai batas waktu entah kapan.
“Kami tentu saja kangen dengan segala keberadaan mereka. Bagaimanapun setiap hari bertemu saling sapa dan dengan segala perilaku para siswa membuat kami kangen dan merasa bahwa saat-saat bertemu dulu menjadi sangat penting di tengah pandemi Covid-19 ini,” terang Yetty.
Ide menulis lagu dan kemudian dinyanyikan bersama, bahkan melibatkan kepala SMAN 15 Surabaya untuk ikut bernyanyi, kemudian diwujudkan oleh Zaenal Arifin pengajar seni musik SMAN 15 Surabaya. Dan lahirlah komposisi Rindu Libels.
“Untuk menghibur siswa di rumah, sekaligus mengobati kangen kami. Pada komposisi itu kami juga berpesan agar mereka tetap di rumah saja. Tidak ke mana-mana. Semoga siswa-siswa kami juga ikut mendengarkan komposisi yang dinyanyikan para guru bersama kepala sekolah ini,” tambah Yetty.
Komposisi yang ditampilkan di kanal Youtube tersebut memang menampilkan para guru dan kepala sekolah yang berperan sebagai penyanyi kemudian menyanyikannya melalui daring dan kemudian dikolaborasikan menjadi sebuah tampilan layaknya video klip yang dibuat para artis penyanyi profesional.
Johanes Mardijono kepala sekolah SMAN 15 Surabaya dalam chat Whatsapnya pada suarasurabaya.net, Senin (20/4/2020) mengaku senang bisa memberikan sesuatu buat siswa di kala pandemi Covid-19 saat ini.
“Bagaimanapun, mereka adalah siswa-siswa kami, layaknya anak-anak kami. Setiap pagi bertemu, menyapa, kemudian tidak bertemu entah sampai kapan. Ada perasaan kangen, dan kami juga percaya, anak-anak pasti juga kangen. Semoga dengan komposisi ini rasa kangen itu bisa terobati,” ujar Johanes Mardijono.
Nadhira satu di antara alumni SMAN 15 Surabaya yang menerima video klip karya para gurunya kemudian menyaksikannya tersebut mengaku bangga sebagai alumni sekaligus terharu karena di tengah pandemi Covid-19 saat ini, para guru masih mengingatkan siswa dan seluruh alumni.
“Bangga, ternyata bapak dan ibu guru keren. Mengingatkan kami semua. Di tengah pandemi Covid-19, beliau masih punya kepedulian pada kami. Padahal kami semua seringkali nakal, dan membuat mereka repot. Menarik kok videonya, aku suka,” ujar Nadhira yang saat ini jadi mahasiswi Teknologi Hasil Perikanan Universitas Brawijaya Malang, Senin (20/4/2020).(tok/ipg)