Sabtu, 23 November 2024

PWNU Jatim Ajak Masyarakat Tetap Rukun dan Legowo Menerima Hasil Pemilu

Laporan oleh Anggi Widya Permani
Bagikan
KH Agus Ali Masyhuri (tengah) Wakil Rais Syuriah PWNU Jatim, saat konferensi pers di Kantor PWNU Jawa Timur, Surabaya, Kamis (18/4/2019). Foto: Anggi suarasurabaya.net

Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim mengajak seluruh masyarakat kembali merajut persatuan dan kesatuan usai berbeda pilihan pada pemilu 2019 kemarin. Ini disampaikan KH Agus Ali Masyhuri Wakil Rais Syuriah PWNU Jatim, Kamis (18/4/2019).

Menurutnya, warga negara yang baik adalah mereka yang mampu tampil lebih dahulu melaksanakan kewajiban daripada menuntut hak. Salah satu kewajiban itu adalah menjaga persaudaraan kerukunan, dan menjaga NKRI.

“Yang asalnya beda pilihan, mari kita merapat jadi satu lagi. InshaAllah, Indonesia pada 2045 menjadi kiblat peradaban dunia. Dengan syarat seluruh anak bangsa tidak gampang di adu domba. Kebhinekaan harus kita jaga, beda jangan dijadikan lawan,” kata dia.

Sementara itu, KH Marzuki Mustamar Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim mengaku senang atas partisipasi masyarakat yang mencapai kisaran 80 persen. Ini menunjukkan, bahwa masyarakat semakin peduli dan sadar terkait pentingnya Pemilu.

Menang atau kalah, lanjut dia, sudah menjadi hal yang biasa dalam politik. Dia berharap, masyarakat menyikapi ini semua juga dengan kedewasaan. Terutama saat menerima informasi perolehan suara yang banyak tersebar di media sosial.

Pihaknya mengimbau, agar seluruh masyarakat tetap menunggu hasil hitung akurat dari KPU, yang rencananya akan diumumkan pada 22 Mei mendatang. Apapun hasilnya nantinya, dia berharap seluruh masyarakat dan semua pihak yang terlibat dalam pemilu bisa menerimanya dengan legowo.

“Kami memohon semua warga, dan pihak 01 maupun 02, terus partai manapun agar legowo menerima keputusan nanti. Serahkan pada KPU. Jangan sampai, kita tidak percaya sama aparat yang kita bentuk sendiri. Tidak mungkin, kita tidak percaya sama aparat sendiri dan justru percaya sama pemantau atau lembaga asing. Berarti hilang kedaulatan dan rasa percaya diri kita,” jelasnya.

Dengan demikian, dia mengajak masyarakat Jatim tetap rukun dan menghindari segala perdebatan yang memicu terjadinya konflik. Agar situasi yang memanas tidak dimanfaatkan oleh orang-orang asing yang menginginkan Indonesia menjadi terpecah belah.

“Mari tetap rukun, sama-sama bangsa Indonesia-nya. Jangan sampai ada konflik, karena yang paling diuntungkan adalah orang-orang asing yang memang punya kepentingan untuk setiap saat membidik kapan Indonesia bisa pecah. Lalu mereka masuk ke sini dan membikin negara kita seperti Timur Tengah. Tentu kita tidak ingin hal itu terjadi,” kata dia. (ang/tin/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
33o
Kurs