Sejumlah partai politik baru terancam gagal memenuhi ambang batas suara (parliamentary threshold/PT) untuk mengirim kadernya duduk di kursi parlemen (DPR RI) periode 2019-2024.
Berdasarkan hasil hitung cepat (quick count) yang dilakukan beberapa lembaga survei, sampai hari ini, Kamis (18/4/2019), belum ada satu dari empat partai baru yaitu Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Perindo, Partai Berkarya dan Partai Garuda yang mencapai empat persen perolehan suara nasional.
Menanggapi hasil sementara itu, Grace Natalie Ketua Umum PSI belum mau banyak berkomentar soal langkah selanjutnya di kancah politik. Dia bilang, PSI masih menunggu hasil resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Pernyataan itu disampaikan Grace di sela acara pertemuan pimpinan partai politik Koalisi Indonesia Kerja dengan Joko Widodo Presiden sekaligus calon presiden petahana, sore hari ini, di Restoran Plataran, Menteng, Jakarta Pusat.
“Buat kami, quick count akurasi sangat tinggi, paling jauh melesetnya satu persen. Pemilu sebelumnya melesetnya cuma 0,1 atau 0,2 persen saja. Kami tentu akan menunggu hitungan real count resmi dari KPU. Tapi, quick count sudah memberikan gambaran,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Muhaimin Iskandar Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menyebut gagalnya partai politik baru masuk ke parlemen sebagai indikator idealnya tidak perlu ada banyak partai.
Bahkan, politisi yang akrab disapa Cak Imin mengajak kader-kader partai yang gagal jadi anggota dewan merapat ke PKB.
“Kegagalan itu tentu jadi pengalaman berharga. Bisa jadi pelajaran bahwa enggak usah banyak-banyak partai, gabung saja, yang gagal gabung ke parpol yang lolos,” ucapnya.
Secara khusus, mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi itu mengajak Tsamara Amany Alatas politisi PSI masuk ke PKB, dengan tawaran posisi Wakil Ketua Umum.
“Kami tentu saja welcome, sangat membuka pintu. Tsamara PSI kalau mau gabung saya kasih posisi Wakil Ketua Umum (PKB),” kata Cak Imin. (rid/rst)