Kabupaten Sampang dan Sumenep, setelah 26 hari merebaknya pandemi Covid-19 di Jawa Timur, tetap bertahan sebagai daerah berwarna hijau di antara 32 daerah yang sudah berwarna merah dan empat daerah berwarna kuning dalam peta sebaran.
Tidak satu pun kasus positif Covid-19 terkonfirmasi ada di dua daerah ini. Tidak juga Pasien dalam Pengawasan (PDP). Padahal dua kabupaten lain di Madura, Bangkalan dan Pamekasan, sudah jadi daerah terjangkit. Bagaimana caranya?
Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur mengulik tips dari kedua bupati dalam kesempatan konferensi pers di Gedung Negara Grahadi, Sabtu (11/4/2020). Dia komunikasi dengan kedua bupati melalui video conference.
Slamet Junaidi Bupati Sampang, dalam video conference itu memaparkan sejumlah upaya yang dia lakukan bersama jajaran pemerintahannya untuk mencegah penyebaran virus SARS CoV-2 sehingga tanah Sampang bertahan hijau.
Langkah paling utama yang dia lakukan adalah dengan memperketat pemantauan dan tracing (pelacakan) terhadap orang-orang dalam pemantauan (ODP) dan menemukan orang-orang dengan risiko (ODR) terinfeksi Covid-19.
“Kami imbau (mereka) melakukan isolasi mandiri dan terus kami lakukan monitoring. Kami, di Pemda, hadir di sana untuk melihat langsung, jangan sampai yang ODR keluar rumah. Gugus Tugas kami juga monitoring ODP setiap malam sampai ke desa,” ujarnya.
Slamet mengaku mengumpulkan Dinas Kesehatan, Kepala Puskesmas, Puskesmas Pembantu, sampai pondok bersalin desa (Polindes) untuk memastikan jumlah ODP dan ODR dan memperketat pelacakan di tengah gelombang mudik yang meningkat.
“Per hari ini ada 10 ribu lebih (ODP dan ODR). Sebagian adalah pemudik (pekerja migran) terutama dari Malaysia. Yang kita prioritaskan perlakuan khusus yang baru pulang dari luar negeri. Seperti dari Malaysia, Spanyol, dan Belanda,” katanya.
Seiring dengan pengetatan pelacakan dan monitoring terhadap para pekerja migran dan pemudik, Slamet terus membudayakan pakai masker kepada warganya. Pemkab Sampang membagikan masker kain gratis kepada warga di setiap desa.
Untuk tetap menggerakkan roda ekonomi di tengah pandemi Covid-19, masker-masker yang dibagikan kepada warga juga dibeli dari warga pengrajin memakai alokasi dana desa. Pembuatan dan pembelian masker itu dikelola masing-masing desa.
“Harapan kami, perputaran hasil pembelian masker itu jadi perputaran perekonomian di masa corona ini. Saya juga tidak mau orang Sampang belanja di luar Sampang,” ujarnya.
Pengetatan pengawasan terhadap warganya yang berstatus ODP dan ODR, yang sebagian besar merupakan perantau, yang baru pulang mudik, juga dilakukan Abuya Busyro Karim Bupati Sumenep.
Demi meningkatkan kesadaran tentang bahaya penyebaran Covid-19 dan upaya-upaya pencegahannya bagi warga desa, sampai di daerah kepulauan Sumenep, Busyro melibatkan tokoh masyarakat dan tokoh agama setempat.
“Intinya kami melakukan itu (pemantauan) kepada semua yang masuk ke Sumenep. Selanjutnya ada kesadaran masyarakat, karena ada (imbauan) dari tokoh masyarakat,” ujarnya kepada Khofifah melalui video conference.
Khofifah pun meminta kepada daerah-daerah lain agar menduplikasi cara kedua bupati dalam menekan penyebaran Covid-19 di daerahnya. Tujuannya, supaya angka pasien positif Covid-19 di Jawa Timur tidak lagi bertambah.
“Kita sudah dengarkan bagaimana kedua bupati melakukan koordinasi secara horisontal dengan Forkopimda maupun secara vertikal ke bawah dengan para kepala desa dan informal leader. Mereka bersama-sama melakukan langkah pencegahan,” kata Khofifah.
Seperti yang sudah ketahui, jumlah kasus positif Covid-19 di Jatim pada Sabtu ini menjadi 267 kasus. Ada tambahan 11 kasus positif Covid-19 dari sebelumnya jumlah pasien positif yang terdata sebanyak 256 kasus.(den/iss)