Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya menerima bantuan tiga alat canggih dari Institut Teknologi Telkom Surabaya (ITTS) untuk menangani pasien Covid-19. Tiga alat canggih itu adalah robot service isolation room, swab chamber, dan bilik sterilisasi untuk tenaga medis. Penyerahan tiga alat canggih itu diserahkan langsung oleh Tri Arif Sarjono Rektor ITTS kepada Wali Kota Risma di Balai Kota Surabaya, Kamis (9/4/2020).
Wali Kota Risma mengatakan Pemkot Surabaya bekerjasama dengan ITTS dalam menangani pencegahan Covid-19. Sesuai dengan bidangnya, akhirnya mereka mengembangkan beberapa teknologi untuk mencegah penyebaran Covid-19 ini. “Kali ini kita kerjasama bagaimana caranya para medis yang telah berjuang membantu saudara-saudara kita melawan Covid-19, jangan sampai ikut terpapar virus ini,” katanya berdasarkan rilis yang diterima suarasurabaya.net, Jumat (10/4/2020).
Menurutnya, sebelumnya ITTS sudah membantu Pemkot Surabaya membuatkan bilik sterilisasi yang akhirnya dikembangkan oleh pemkot dan disebarkan ke berbagai penjuru Surabaya untuk digunakan oleh masyarakat. Kali ini, lebih dikhususkan bagi para medis yang ada di dalam rumah sakit. Sebab, meskipun mereka sudah memakai APD lengkap, tapi masih saja ada yang terjangkit, bahkan ada yang sampai meninggal dunia.
Oleh karena itu, ITTS membantu Pemkot Surabaya untuk mengurangi risiko tersebut dengan membuat tiga alat canggih ini. “Dengan adanya alat ini, harapannya dapat membantu petugas mengurangi risiko penularan untuk tim medis,” ujarnya.
Presiden UCLG ASPAC ini juga menjelaskan bahwa ketiga alat itu akan ditaruh di RSUD Soewandi dulu. Namun, jika rumah sakit lainnya juga membutuhkan, maka akan dibuatkan sesuai kebutuhannya.
“Sementara satu dulu karena ini sangat baru dan terus disempurnakan. Kita minta bantuan ITTS untuk membuatkan, sehingga pihak ITTS termasuk mahasiswanya ikut membantu dan mereka tidak libur. Jadi, kami menyampaikan terima kasih banyak, semoga Tuhan yang balasnya. Ini tugas kemanusiaan, karena itu saya terima kasih Pak Rektor dan seluruh jajaran,” jelasnya.
Sementara itu, Tri Arif Sarjono mengatakan pihaknya telah menyerahkan tiga alat untuk para medis di rumah sakit. Untuk robot service isolation room ini fungsinya sebagai tempat makan atau pakaian ganti yang dilengkapi dengan air cooler.
“Robot service kita lengkapi dengan air cooler, bisa panas bisa dingin. Tapi ini bisa dikembangkan yang lain juga, seperti untuk baju kotor pasien. Robot ini diharapkan bisa mengurangi kegiatan dokter yang berinteraksi langsung dengan pasien,” kata Tri Arif.
Melalui robot ini, dokter dan pasien juga bisa berinteraksi melalui tab yang sudah disiapkan di robot tersebut. Bahkan, robot tersebut juga dilengkapi kamera yang bisa digunakan tim medis untuk melihat atau memantau sekeliling pasien. “Robot ini bergerak melalui remot yang dikendalikan oleh tim medis,” tegasnya.
Sedangkan swab chamber berguna untuk memisahkan antara pasien dengan tenaga medis ketika melakukan pemeriksaan swab, sehingga tidak terjadi kontak langsung antara pasien dengan tim medis, karena terpisah dengan kaca.
“Kami juga lengkapi sarung tangan panjang untuk digunakan tim medis saat memeriksa swab. Sehingga tenaga medis tidak mudah terpapar oleh pasien,” jelasnya.
Selanjutnya alat ketiga yakni bilik sterilisasi yang akan dikhususkan untuk dokter dan perawat yang memakai alat pelindung diri (APD). Jadi, sebelum melepas APD, terlebih dulu APD itu disterilkan kemudian dilepas satu persatu.
“Sangat ketat prosedurnya, jadi cuci tangan, terus lepas face shieldnya dulu terus cuci tangan lagi. Terus saya memikirkan kenapa kok masih terpapar? Nah, sempat tersirat ini masih ada virus yang barangkali nempel di APD-nya dan gak sengaja terkena teman-teman medis. Mestinya, APD sebelum dilepas harus disterilkan dulu, sehingga tidak ada lagi virus yang akan menyebar. Semoga ini dapat membantu tim medis,” pungkasnya.(tin)