Jumat, 22 November 2024

Bergerak Lewat Komunitas, Bangun Kepedulian Bantu Masyarakat Yang Terdampak Covid-19

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Trifold Owners Community memberikan bantuan kebutuhan rumah tangga kepada masyarakat yang terdampak Covid-19. Foto: Istimewa

Masih berkembangnya penularan virus Corona (Covid-19) di Indonesia, maka waktu penanganannya tentu juga semakin lama. Dan dampak ekonominya juga akan semakin dirasakan di semua lini masyarakat, terutama bagi mereka para pekerja informal maupun masyarakat bawah.

Di saat seperti inilah gerakan sosial, gotong royong atau kepedulian perlu dibangun menghadapi dampak Covid-19 ini.

Gerakan ini bisa dimulai dari mana saja, tidak terkecuali dari sebuah komunitas tertentu. Satu diantara yang sudah memulai gerakan ini adalah Trifold Owners Community sebuah komunitas sepeda lipat yang anggotanya lebih dari tujuh ribu orang.

Sri Purwanti Ketua Umum Trifold Owners Community (TOC) mengaku sebagai manusia biasa, dia hanya ingin berbagi kebaikan dengan cara yang bisa ia lakukan dalam situasi yang tidak diinginkan siapapun dan dimanapun, yaitu situasi dan kondisi merebaknya wabah pandemik Covid-19 di beberapa negara, termasuk negeri tercinta ini, NKRI.

Menurut Purwanti, gerakan sosial ini sebenarnya sudah dilakukan untuk kesekian kalinya dengan melibatkan anggota komunitas.

“Gerakan peduli terhadap pekerja harian sebenarnya sudah gerakan sosial yang kesekian kali yang saya galang dan melibatkan anggota komunitas bersepeda yang saya pimpin, Trifold Owners Community (TOC), dan saya pun didukung oleh rekan-rekan pesepeda dari komunitas sepeda lainnya,” ujar Purwanti saat dihubungi suarasurabaya.net, Senin (6/4/2020).

Kata dia, gerakan ini diawali dengan diskusi dengan Pramudji satu diantara anggota komunitas (Trifoldian) yang kebetulan juga biasa membuat merchandise komunitas yang berdomisili di Bandung yang ingin membuka Pre Order (PO) Cycling Caps (Topi Sepeda).

Keuntungan penjualannya akan ditujukan sebagai donasi kepedulian terhadap pihak-pihak yang terkait dengan penanganan Covid-19.

“Maka dengan bekerja sama dengan rekan lain yaitu om Yogi, kami bertiga sepakat untuk menyalurkan donasi penjualan Cycling Caps tersebut bagi rekan-rekan medis yang kala itu kewalahan mendapatkan Alat Pelindung Diri (APD) yang saat itu benar-benar dibutuhkan,” jelasnya.

Purwanti bersyukur, dari penjualan Topi Sepeda itu terkumpul donasi lebih dari Rp32 juta yang kemudian disalurkan ke belasan rumah sakit diantaranya di Jakarta, Solo dan Bandung, termasuk untuk korban banjir juga.

“Alhamdulillah dari penjualan Cycling Caps (CC) terkumpulah Donasi sebesar Rp. 32.460.934.
Donasi tersebut sudah saya salurkan ke rekan-rekan medis di 11 rumah sakit, dan 1 korban banjir di wilayah Padalarang Jawa Barat,” kata Purwanti.

Seiring berjalannya waktu, suatu saat, Purwanti juga mendapatkan informasi dari relawan sosial yang menyebutkan bahwa dampak Covid-19 sangat berpengaruh pada pekerja harian yang notabene tidak mempunyai penghasilan tetap. Mereka kesulitan menafkahi keluarganya.

“Ada di antara saudara kita yang kesulitan mencari nafkah itu sampai harus mengabaikan rasa malu menawarkan alat masak berupa panci atau pakaian lebaran yang baru sekali dipakai tahun lalu untuk ditukar dengan 1 – 2 liter beras. Dan ternyata secara langsungpun saya mengalami yaitu saya membeli ulekan yang telah terpakai milik tukang ojek langganan saya sebesar Rp. 10.000 hanya untuk memberi nafkah bagi keluarganya,” kata dia.

“Miris sekali keadaan ini, padahal saat ini Pemerintah belum me-lockdown wilayah,” imbuhnya.

Dari kejadian tersebut, dengan mencermati telah membantu petugas medis yang berjuang membantu penderita Covid-19, maka kali ini, Purwanti mengajak secara internal komunitasnya membuat ajakan berdonasi pada hari Rabu tanggal 1 April 2020 melalui WA Group dan Facebook TOC untuk menyasar penggalangan donasi dengan cara menyisihkan uang sebesar Rp 5.000 – Rp10.000 yang akan ditujukan bagi para pekerja harian yang terdampak Covid-19.

Penggalangan donasi dia batasi dari tanggal 1 sampai 4 April 2020, hal ini dikarenakan seberapapun besar bantuannya bisa segera didistribusikan. Maka, menurut Purwanti, saat batas donasi ditutup pada hari Sabtu tanggal 4 April 2020 pukul 14.00 dengan nominal yang terkumpul sebesar Rp 5.651.109, dia belanjakan dana tersebut untuk 100 paket kebutuhan rumah tangga (2 liter beras + 500 ml minyak goreng + 5 bungkus mie instan rebus).

“Sayapun mencari harga grosir atas barang-barang yang saya butuh itu, karena jika masih ada sisanya akan saya belikan makanan matang. Dan Alhamdulillah ternyata bukan hanya kita pesepeda yang peduli, tapi pedagang grosir yang kami ajak kerja sama pun mendukung gerakan peduli ini dengan memberikan harga lebih murah dari biasa mereka menjualnya. Hal itu dengan alasan karena mereka pun ingin membantu saudara-saudaranya. Maka saya bisa mendapatkan harga pembelanjaan untuk 100 paket sembako itu sebesar Rp. 3.851.000,” kata dia.

“Alhamdulillah dengan kebaikan pedagang itupun masih tersisa uang yang mampu saya alokasikan untuk membeli makanan matang sebanyak 100 box yang berisi nasi + ayam goreng + tahu + tempe + sambal + lalapan dengan harga Rp. 17.000. Jadi total pembelian sembako + makanan = Rp. 5.551.000 dan masih tersisa Rp. 100.109 yang akan saya gabungkan dengan donasi dari rekan pesepeda yang baru memberikan donasi susulan pada hari Minggu, 5 April 2020 sebesar Rp. 450.000, maka masih tersedia sisa donasi sebesar Rp. 550.109,” jelasnya.

Purwanti mengatakan, bersama teman-temannya, pada hari Minggu tanggal 5 April 2020, dengan memperhatikan social distancing dan patuh pada protokol kesehatan, pendistribusian dilakukan mulai selepas sholat dzuhur, dengan menyasar pada tukang ojek, supir taksi, supir bajaj, marbot masjid, janda tua yang kurang mampu, dan pedagang asongan di beberapa wilayah di Jakarta.

“Senang sekali mereka menerima bantuan rekan-rekan hingga mereka rata-rata tidak mampu membendung titik air mata yang menetes disudut mata mereka. Mereka sangat bersyukur masih ada yang peduli dengan nasib mereka yang saat ini benar-benar tidak bisa berbuat banyak karena keterbatasan situasi dan kondisi yang tidak mampu mereka salahkan kepada siapapun,” tegasnya.

“Tiada imbalan yang luar biasa selain doa tulus dari bibir dan hati saudara-saudara yang telah kita bantu itu. Allahu Akbar,” kata Purwanti.

Purwanti mencermati saat pembagian bantuan kemarin masih banyak mereka yang bekerja dijalan tidak menggunakan kelengkapan kesehatan seperti masker dan sarung tangan, maka donasi berikutnya akan digunakan untuk membeli masker kain bagi mereka.

Dia menilai, selama ini banyak orang-orang baik dan orang-orang yang peduli, hanya saja mereka perlu fasilitator untuk “bergerak” karena situasi saat ini memang sulit untuk bergerak secara massal langsung kepada mereka yang membutuhkan.

“Karena kita harus tetap patuh terhadap himbauan pemerintah terkait social dan physical distancing,” pungkas Purwanti. (faz/ang)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs