Pemberian pertolongan pada korban bencana, khususnya gempa bumi memiliki cara tersendiri, dan pada Selasa (23/4/2019) ini simulasi digelar Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Jatim melalui Brigade Penolong 13.
Simulasi evakuasi diskenariokan seperti penanganan korban gempa bumi dari gedung bertingkat. Tiga jenis korban yang dievakuasi pada simulasi gempa bumi ini dilakukan setelah penanganan awal, dimana korban masih berada di lokasi saat terjadi gempa.
“Ada evakuasi korban lampu hijau, istilahnya begitu, untuk korban yang masih bisa berjalan bahkan berlari. Korban ini cukup didampingi bergerak menuju lokasi berkumpul. Evakuasi korban ini dilakukan pertama,” terang Mochamad Zamroni, Humas Brigade Penolong 13 Kwarda Jatim.
Kepada para korban kategori lampu kuning, lanjut Zamroni berbeda penanganannya, karena korban tidak memungkinkan berjalan sendiri dan itu menjadi prioritas penanganan kedua. “Mereka dievakuasi dari gedung bertingkat dengan turun melalui cara tandom atau berdua dengan penolong,” papar Zamroni, yang juga Andalan Daerah Kwarda Jatim ini.
Simulasi dengan tandu yang harus diturunkan melalui tali menjadi upaya penyelamatan ketiga yang dilakukan pada simulasi ini. Cara evakuasi ini khusus bagi korban kategori lampu merah atau korban yang kondisinya parah dan harus segera dirujuk ke rumah sakit terdekat untuk sesegera mungkin mendapatkan pertolongan.
“Simulasi evakuasi korban dengan tandu melalui teknik pertolongan vertikal melalui tali menjadi cara evakuasi yang paling membutuhkan waktu,” pungkas Zamroni. Begitu korban sampai di tempat aman, selanjutnya ambulance 118 yang sudah dihubungi memindahkannya ke rumah sakit terdekat.
Simulasi evakuasi penanganan korban gempa bumi, Selasa (23/4/2019) diselenggarakan bersama Pramuka dalam rangka Hari Kesiapsiagaan Bencana 2019 di Gudep Pangkalan Poltekkes Kemenkes Surabaya.
Simulasi ini diselenggarakan bersama Pramuka Gudep Pangkalan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan (Poltekkes Kemenkes) Surabaya, yang melibatkan Pramuka Gudep Pangkalan ITS, Unair, Uinsa, Unusa, Unesa, Unipa dan UPN Veteran Jawa Timur.
Diharapkan dari kegiatan simulasi evakuasi korban bencana gempa bumi ini, para kader Pramuka semakin terasa memberikan bantuan atau terlibat dalam kegiatan bantuan saat terjadi gempa bumi, dimanapun.(tok/ipg)