Jumat, 22 November 2024

Warga Jatim Diminta Tetap Waspada, Meski Pertumbuhan Kasus Covid-19 Melambat

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Joni Wahyuhadi Direktur Utama RSUD dr Soetomo Surabaya. Foto : Abidin suarasurabaya.net

Meski jumlah pertumbuhan kasus baru positif  Covid-19 di Jatim melambat, namun dr Joni Wahyuhadi Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Penanganan Covid-19 di Jawa Timur meminta masyarakat tetap waspada. Terlebih, sifat virus SARS-CoV-2 ini mudah bermutasi, sehingga masa inkubasi di setiap orang yang terjangkit bisa berbeda-beda.

“Ciri virus corona itu mudah bermutasi, sehingga perilakunya bisa berubah setiap saat. Misal masa inkubasinya 14 hari, itu bisa berubah kurang jadi 14 hari atau bahkan lebih dari itu,” kata dr Joni yang juga Dirut RSUD dr Soetomo kepada Radio Suara Surabaya, Jumat (3/4/2020).

Untuk itu, meski pada Kamis (2/4/2020) tidak ada pertumbuhan kasus baru di Jawa Timur sejak Rabu (1/4/2020), ia mengimbau masyarakat untuk tetap melakukan pembatasan sosial.

dr Joni mengatakan, dalam kasus warga yang berada di area terjangkit Covid-19, maka setiap orang memiliki risiko menjadi OTG (Orang Tanpa Gejala). Sehingga mereka dapat membawa virus (carrier) dan tetap berpotensi menularkannya ke orang lain meski tidak merasakan gejala apapun.

Selain itu, meski penularan Covid-19 melalui droplet, namun dalam kasus tertentu ada kemungkinan virus menyebar secara aerosol atau dapat bertahan lama di udara. Misalnya ketika orang berada dalam mobil dalam keadaan AC menyala. Untuk itu, ia meminta masyarakat untuk tetap jaga jarak meski dalam ruangan tertutup.

Social distancing, itu keywordnya. Karena dia (penularan Covid-19) itu droplet, tapi bisa aerosol di beberapa kasus. Seperti di mobil kan ada AC. Jadi kalau ada yang batuk, kemungkinan virus bisa bertahan di udara dan menyebar. Makanya meski naik mobil tetap pakai masker,” tambahnya.

Kresnayana Yahya Pakar Statistik dari ITS Surabaya menambahkan, stabilnya kurva pertumbuhan kasus di Jatim belum dapat disimpulkan bahwa Jatim sudah melewati wabah Covid-19. Karena menurutnya, butuh waktu beberapa minggu lagi untuk memastikan bahwa virus sudah benar-benar hilang.

“Ada yang mengatakan kita baru menjalani 5 minggu situasi darurat. Kalau mau optimis (bebas Covid-19) ada yang bilang harus 7 minggu lagi, jadi 12 minggu. Kalau yang ekstrim mengatakan butuh 17 minggu untuk mencapai ideal. Kalau di Wuhan 17 minggu dan sekarang mereka fokus mengatasi kasus (virus) impor,” papar Kresna.

Ia menegaskan, melambatnya pertumbuhan kasus di Jatim tidak lain karena kontrol diri masyarakat, yang mematuhui imbauan social distancing dan kewaspadaan yang tinggi seperti saat ini.

Sehingga ia berharap agar masyarakat tetap menjaga dan mempertahankan kewaspadaan hingga wabah Covid-19 dipastikan tidak ada lagi.(tin/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs