Aktivitas kawasan perdagangan Jl. KH Mas Mansyur, dan Pabean Surabaya, Selasa (31/3/2020) di tengah pandemi Covid-19, tetap ramai dan diwarnai kepadatan kendaraan serta aktivitas bongkar muat barang dari truk.
“Lha kalau di rumah, apa bisa dapat uang buat makan? Kalau keluar rumah kerja. Kalau yang keluar rumah buat cangkruk silahkan kalau ditangkap. Kita ini kerja. Kalau di rumah tidak kerja, anak-anak terus makan apa? Makanya kalau dibilang terpaksa, ya gimana lagi, apa sampean mau ngasih keluarga saya makan?” ujar Kosim satu diantara kuli angkut di kawasan KH Mas Mansyur.
Kosim dan beberapa rekannya, bekerja sebagai kuli angkut barang bongkar dari truk ke toko atau sebaliknya. Bersama kawan-kawannya Kosim bekerja sejak sekitar pukul 09.00 sampai toko tutup atau sampai tidak ada truk bongkar muatan.
“Dibayar tiap kerja. Saya tidak ikut toko. Kalau ikut toko masih dapat tambahan uang. Kayak saya truk bongkar muatan kita angkut ke toko, selesai, dibayar. Kalau di rumah takut Corona, terus keluarga saya bagaimana?” tanya Kosim.
Aktivitas truk bongkar muatan dan kuli panggul seperti Kosim mengangkut barang-barang, dari truk ke toko atau sebaliknya dari toko ke dalam truk, Selasa (31/3/2020) terlihat di sepanjang kawasan Jl. KH Mas Mansyur. Kemacetan sebagai pemandangan sehari-hari juga mewarnai kawasan itu.
Tidak jauh berbeda, di Pasar Pabean tepatnya sentra ikan pasar Pabean, Selasa (31/3/2020) di tengah pandemi Covid-19, aktivitas antara pembeli dan penjual ikan seperti seakan tidak berubah layaknya hari-hari biasa. Ramai dan padat pembeli serta penjual hasil laut.
M. Rofii penjual ikan yang baru saja menurunkan hasil tangkapan nelayan berbagi jenis ikan di Brondong, Lamongan mengakui mendengar kabar tentang Covid-19 yang sedang terjadi dan menimpa banyak negara di dunia termasuk di Indonesia.
“Tetap saja kita jualan di sini. Ketemu nelayan yang bawak ikan dari laut, ketemu pembeli. Kalau dirumah saja, bagaimana transaksi dan jualannya? Kita kan langsung lihat ikannya, dikira-kira harga belinya berapa, terus dijual harga berapa. Transaksi ini yang repot juga kalau diatur dari rumah. Jadi ya harus datang ke pasar, ketemu orang-orang,” papar Rofii.
Pickup yang keluar dari antrean di depan Pasar Pabean Surabaya, Selasa (31/3/2020) siang itu membuat arus kendaraan dari kawasan Jl. Pabean menuju Jl. Panggung merambat macet.
Sepeda motor dari arah berlawanan memilih sela-sela mobil yang merambat untuk meneruskan tujuannya. Alhasil kemacetan membuat panas terasa lebih menyengat dan klakson mulai berebut memperdengarkan suaranya.(tok/ipg)