Para siswa-siswi SMA double track dan SMK di Jawa Timur dikerahkan memproduksi cairan sanitasi tangan (hand sanitizer) secara massal.
Hasil produksi SMA/SMK itu kemudian didistribusi secara luas ke masyarakat Jawa Timur oleh Pemerintah Provinsi di bawah kepemimpinan Khofifah Indar Parawansa.
“Meskipun dibuat massal, komposisi dan cara pembuatannya tetap sesuai standar industri sehingga mutu dan kualitasnya terjamin,” kata Khofifah Gubernur Jatim.
Produk hand sanitizer bikinan anak-anak SMA/SMK ini menggunakan bahan alkohol food grade demi keamanan dan mencegah potensi keracunan.
Pengerahan siswa SMA/SMK ini, kata dia, mengingat tingginya permintaan masyarakat atas hand sanitizer di tengah pandemi Covid-19.
Di pasaran, barang ini memang sudah langka dan kalau pun ada, harganya sangat mahal. Khofifah bilang, apa yang dilakukan siswa ini sewajarnya perlu diapresiasi.
“Ada 79 SMA double track dan 92 SMK dengan kompetensi farmasi dan kimia industri. Selain hand sanitizer, mereka juga membuat sabun antiseptik. Semuanya untuk memerangi Covid-19,” tuturnya.
Sebelum Pemprov Jatim mengerahkan mereka, Khofifah Indar Parawansa mengklaim, para siswa SMA/SMK itu melakukan pembuatan perlengkapan pelindung dari Covid-19 sendiri-sendiri.
“Nah kami coba untuk mengorganisir melalui Dinas Pendidikan supaya kapasitas produksi dan kualitasnya bisa meningkat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,” ujarnya.
Pemprov Jatim, menurut Wahid Wahyudi Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jatim, akan mensupport penuh kebutuhan bahan baku alkohol dan lain sebaginya.
“Sumber dananya dari dana BOS, BPOPP, dan CSR. Mereka yang membuat produk ini sudah dipandu guru yang kompeten,” kata Wahid. (den/ang)