Jumat, 22 November 2024

Kepanikan Investor Terhadap Penyebaran Corona Jadi Faktor Melemahnya Rupiah

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Ilustrasi, kurs rupiah anjlok. Grafis: suarasurabaya.net

Pada Senin (23/3/2020) hari ini, rupiah melemah terhadap dolar hingga tembus Rp16.500. Menurut Herman Halim Wakil Sekjen Perbanas Pusat, melemahnya rupiah dikarenakan kepanikan investor terhadap virus corona yang makin menyebar. Bahkan, rupiah menjadi mata uang yang paling terpuruk dibanding dengan mata uang dari negara lain.

“Saya kira ini adalah dampak dari kepanikan dari para investor dan pemegang dana dan sebagainya. Mudah-mudahan kepanikan ini segera berakhir dan kembali ke normal, karena terpuruknya ini tidak wajar. Indonesia paling terpuruk,” kata Herman yang juga Pengamat Perbankan kepada Radio Suara Surabaya, Senin (23/3/2020) siang.

Selain itu, adanya spekulan yang memanfaatkan kepanikan ini untuk meraup keuntungan juga menambah situasi semakin memburuk. Karena kelompok ini sengaja menunggu gejolak tinggi atau situasi chaos agar mendapat keuntungan yang besar.

“Sebagian (penyebabnya) adalah kepanikan, spekulan main disitu. Terus ada yang ikutan latah naik juga. Tidak perlu kepanikan, karena ini makin lama makin dalam terpuruknya,” kata Herman.

Meski rupiah terus mendekati angka Rp17.000 per dolar melampaui krisis ekonomi pada 1998, namun ia menuturkan bahwa Indonesia lebih siap menghadapi krisis pada 2020 ini.

“Harus dibedakan. Tapi dibandingkan (krisis) 1998, kita sudah siap, instrumen-instrumen untuk antisipasi sudah siap,” tambahnya.

Ia juga berharap agar Bank Indonesia dapat mengambil kebijakan yang dapat menyelamatkan nilai tukar rupiah di tengah memburuknya cadangan devisa Indonesia, terlebih di sektor pariwisata.

“Menurut saya, sekarang para investor bermain di dolar tipis. Jadi kalau ada yang main-main agak besar sedikit, agak berpengaruh ke market. Semoga BI bisa sudah dapat melajukan mekanisme atau instrumen,” tutupnya.(tin/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
29o
Kurs