Jumat, 22 November 2024

Positif Covid-19, Pasien Sempat Kesulitan Dapatkan Rumah Sakit

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Ilustrasi Corona Ilustrasi, Corona Virus. Grafis: suarasurabaya.net

Seorang laki-laki warga Surabaya berusia 69 tahun sempat kesulitan memperoleh penanganan setelah dinyatakan positif Covid-19, karena rumah sakit penuh.

Sebelum akhirnya diisolasi di Rumah Sakit Jiwa Menur sebagai rumah sakit rujukan, pasien tersebut sempat melakukan karantina sendiri di rumah.

Pendengar Radio Suara Surabaya, yang merupakan anak pasien tersebut menceritakan kronologisnya.

Pasien mengalami batuk dan akhirnya memeriksakan diri ke RS Premier Surabaya pada 9 Maret. Disana, pasien melakukan tes darah dan foto thorax. Dari hasil tersebut, terlihat ada flek di paru-paru pasien.

“Dari hasilnya semua baik-baik saja, darah juga gapapa. Hasil foto thorax juga tidak ada problem. Cuma memang ada flek di paru-paru,” kata anak pasien saat dihubungi suarasurabaya.net, Minggu (22/3/2020).

Setelah itu, RS Premier memberikan rujukan kepada pasien untuk melakukan tes Swab di RS Unair, untuk memastikan apakah pasien terjangkit virus corona. Setelah tes, pasien diberi obat, lalu pulang.

Sabtu (21/3/2020) kemarin, pasien dihubungi pihak RS Unair dan dinyatakan hasilnya pasien positif terjangkit virus corona. Namun, saat menerima hasil tersebut, pasien tidak langsung dirawat di rumah sakit. Ini dikarenakan baik di RS Unair maupun RSUD dr. Soetomo yang menjadi RS rujukan kasus Covid-19, semua kamar sudah penuh.

Ia juga menghubungi pihak Call Center 112, namun pihaknya juga mendapat info yang sama, semua rumah sakit sudah penuh untuk pasien corona.

“Papa saya per (Sabtu) kemarin itu, hasil untuk Swab dari Unair dinyatakan positif. Kemudian sampai sekarang kami belum mendapatkan kamar karena penuh. Saya datang langsung ke lantai 4 RS Unair memang penuh. Di RSUD dr. Soetomo juga penuh,” cerita anak pasien kepada Radio Suara Surabaya.

“Terus ditolong dr. Alvian, ditelponkan ke kolega-kolega RS lain, juga penuh. Sudah ke Call Center 112, dibantu oleh Pak Ponco, infonya penuh,” lanjutnya.

Selama belum mendapatkan kamar, ia mendapatkan saran dari dokter agar pasien melakukan karantina sendiri di rumah. Seperti makan yang banyak, tidur yang cukup, selalu menggunakan masker, menjaga jarak dengan pasien, dan menjaga sirkulasi udara dalam rumah.

Namun, ia mengaku, pasien tidak memperoleh penanganan dari dokter selama melakukan karantina mandiri di rumah.

“Tidak ada (dokter ke rumah), kalau itu tidak ada. Kalau ada dokter yang merawat ya tidak apa-apa, saya terima kasih,” ujarnya.

Ia merasa khawatir, karena kondisi sang ayah yang sudah usia lanjut, ditambah memiliki riwayat penyakit diabetes.

Ia juga mengaku bingung, karena selama ini ayahnya tidak memiliki riwayat berpergian ke luar negeri atau ke luar kota.

“Sama sekali tidak (berpergian, red). Papa saya pensiuan, sudah sepuh (lanjut usia). Kegiatannya ya di rumah, ke masjid, ke rumah, ke masjid. Papa saya penderita diabetes, pada saat tes Swab beliaunya batuk, tenggorokan sakit,” tambahnya.

Setelah melaporkan ke Radio Suara Surabaya, selanjutnya SS menghubungkannya ke Satgas Covid-19 Pemprov Jatim.

Heru Tjahjono Komandan Satgas Covid-19 mengonfirmasi bahwa pasien saat ini telah mendapatkan perawatan di ruang isolasi RSJ Menur.

“Sudah sudah, sudah kita arahkan ke RS Menur, tim sudah diturunkan untuk tracing (melacak, red) wilayah yang terpapar,” kata Heru Tjahjono ketika dihubungi suarasurabaya.net. (tin/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs