Sabtu, 23 November 2024

Tidak Ada Melasti di Arafuru Tahun Ini

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Nyoman Anom Mediana Ketua PHDI ditemui setelah Rapat Koordinasi dengan Pemprov Jatim di Grahadi, Sabtu (21/3/2020). Foto: Denza suarasurabaya.net

Perayaan Melasti bagi umat Hindu di Jawa Timur yang jatuh pada 22 Maret nanti tidak diselenggarakan di Pantai Arafuru, Kompleks Akademi Angkatan Laut Surabaya seperti tahun-tahun sebelumnya.

Nyoman Anom Mediana Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Jatim mengatakan, Umat Hindu di Jawa Timur memahami situasi penyebaran COVID-19 di Jatim yang semakin mengkhawatirkan.

“Umat hindu patuh pada arahan pemerintah. Yang sebelumnya Melasti dilakukan di Laut Arafuru dengan ribuan massa, kami tarik ke pura masing-masing daerah,” ujarnya di Grahadi, Sabtu (21/3/2020).

Di Surabaya, ritual melasti akan dipusatkan di dua lokasi. Pura Jagat Agung Karana Jalan Ikan Lumba-Lumba Surabaya, juga di Pura Segara Kenjeran. Pesertanya pun dibatasi maksimal 25 orang.

“Tidak ada pengerahan massa dalam jumlah besar seperti tahun-tahun sebelumnya. Dulu jumlahnya ribuan. Sekarang hanya perwakilan saja. Ini tidak mengurangi makna dan tujuan dari Melasti,” katanya.

PHDI juga menyampaikan imbauan ini kepada pengurus kurang lebih 500 pura yang tersebar di sejumlah wilayah di Jawa Timur. Seperti di Banyuwangi, Blitar, dan daerah-daerah lainnya.

“Di Surabaya, nanti hanya akan ada pemimpin umat, panitia, juga tokoh-tokoh perwakilan dari masing-masing kecamatan. Ini juga berlaku di daerah lain selain Surabaya,” ujarnya.

Dia tegaskan lagi, pembatasan Melasti ini tidak akan mengurangi makna. Tujuan Melasti adalah untuk menyucikan Buana Agung (alam semesta) dengan prosesi ritual, supaya alam kembali harmonis.

PHDI Jatim, kata Nyoman, sudah menyebar surat imbauan ke daerah-daerah di Jatim sejak 16 Maret kemarin. Penekanannya pada protokol kesehatan seperti menjaga jarak minimal 1 meter, dan jumlah sanitasi.

Emil Elestianto Dardak Wakil Gubernur Jatim menegaskan, upaya pencegahan penyebaran COVID-19 dengan meminimalisir konsentrasi massa ini adalah kesadaran dari Pemuka Agama Hindu.

Sabtu siang, Pemprov Jatim menggelar rapat koordinasi pencegahan COVID-19 dengan sejumlah pemuka Agama Hindu, Budha, Konghuchu, dan juga perwakilan Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDDI).

“Semua tokoh agama sudah sudah mengamati perkembangan dinamika yang ada. Dan sudah melakukan langkah-langkah secara maksimal tentang kegiatan yang mewakili umat,” ujarnya.

Emil memastikan, untuk kegiatan di luar perayaa hari besar, menurutnya saat ini sudah tidak ada tidak ada kegiatan dengan jumlah massa besar. Kunjungan ke wihara, klenteng, dan pura hampir sudah tidak ada.

“Bahkan dari umat Hindu mereka menyampaikan, mereka sudah terbiasa ibadah nyepi. Artinya, mereka sudah biasa melakukan ibadah di rumah masing-masing. Kami harap begitu,” ujarnya.

Pemprov Jatim berharap, kualitas ibadah tetap bisa dijalankan sebaik mungkin walaupun tidak dilaksanakan seperti tahun sebelumnya, yang sedianya diikuti ribuan massa.

“Bahwa Ibadah yang dilakukan di rumah, kami kira akan tetap membawa makna dari Hari Raya Nyepi yang baik bagi semua umat Hindu di Jawa Timur,” katanya. (den/ang/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs