Sabtu, 23 November 2024

Menang di Kompetisi Aorta 2020, Tantangan FK Ubaya Bersaing di Masa Depan

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Tim Ubaya dari Fakultas Kedokteran, pemenang Kompetisi Aorta 2020. Foto: Humas Ubaya

Bersaing dan raih prestasi, tim Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya rebut juara pertama di kompetisi Aorta 2020. Kompetisi mahasiswa pre klinik FK PTN dan PTS.

Kompetisi Aorta (An Adventure Towards The Human Body) bertema An Amazing Anatomy Race, diikuti 30 tim dari mahasiswa pre klinik Fakultas Kedokteran Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) se Indonesia.

Kompetisi ini rutin diselenggarakan setiap tahun oleh Departemen Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanudin (Unhas) Makassar.

Tim Ubaya peraih juara pertama dimenangkan oleh Tasya Fabiola Alim dan Marsellinus Yongke Djuhartono. Ubaya mengukir prestasi di kompetisi anatomi tingkat nasional dengan membawa pulang medali, sertifikat.

Predikat Most Valuable Player of Aorta 2020 juga diraih Tasya Fabiola Alim. Mahasiswi asli Surabaya ini menyampaikan bahwa tim Ubaya lolos lewati dua babak kompetisi yaitu babak kualifikasi dan babak final.

“Ada lima pos yang perlu dilewati. Masing-masing tim memiliki sembilan nyawa untuk menyelesaikan kompetisi dengan konsep amazing race. Seandainya satu tim tidak bisa menjawab kasus maka akan kehilangan satu nyawa dan kembali ke pos agar bisa masuk ke pos berikutnya. Jika ke sembilan nyawa hilang maka kita dianggap gagal dalam kompetisi. Kompetisi seperti ini memerlukan kerjasama tim yang bagus, kecepatan berpikir, dan ketepatan dalam menjawab kasus yang diberikan,” papar Tasya, sapaan mahasiswi semester empat FK Ubaya.

Marsellinus Yongke Djuhartono menambahkan bahwa dengan mengikuti kompetisi ini wawasan bertambah luas. Alumnus SMAK Santa Maria Malang ini mengungkapkan bahwa anatomi manusia merupakan pondasi atau pelajaran dasar yang wajib dikuasai dan dipahami oleh seluruh mahasiswa Fakultas Kedokteran.

“Tantangan atau bagian tersulit ada pada pos keempat. Peserta harus menyusun potongan gambar X Ray dari tubuh seorang penderita. Setelah itu peserta diberikan soal-soal mengenai diagnosis dari penyakitnya dan menentukan tindakan seperti apa yang harus dilakukan untuk menangani kasus tersebut,” terang Yongke.

Ditambahkan Tasya bahwa bagian tersulit juga ada pada pos kelima. Satu diantara anggota dari tim harus menggambarkan organ atau struktur anggota manusia yang ada pada soal yang diberikan.

Kemudian, peserta yang lain akan mendapatkan pertanyaan mengenai organ atau struktur anggota manusia yang telah digambar. Pada pos ini, tim Ubaya hanya memiliki durasi menggambar selama satu menit dan menjawab pertanyaan dengan waktu lima detik.

Melalui kompetisi ini, Yongke juga tertantang mengukur kemampuan dan pengetahuannya mengenai klinis atau ilmu dasar yang berkaitan dengan anatomi manusia mulai dari embriologi atau janin, manusia dewasa hingga lanjut usia.

Persiapan kompetisi dilakukan selama dua bulan dengan latihan intensif bersama dosen pembimbing. Latihan dilakukan dengan membaca referensi buku klinis atau anatomi manusia dan praktikum di Laboratorium Anatomi FK Ubaya.

Selain itu, pemahaman materi terkait anatomi manusia sekaligus ilmu dasar dan klinis yang mendukung seperti radiologi dan neurologi juga dipelajari dengan didampingi oleh dosen FK Ubaya dari bidang tersebut.

Sementara itu disampaikan dr. Risma Ikawaty, Ph.D., Wakil Dekan I Fakultas Kedokteran (FK) Ubaya, diharapkan dengan prestasi ini FK Ubaya dikenal, sekaligus prestasi ini membuat mahasiswa terlatih dan percaya diri bersaing dengan Fakultas Kedokteran lainnya yang lebih dulu ada.

“Kami berharap FK Ubaya semakin dikenal di antara Fakultas Kedokteran di Indonesia. Dari kompetisi ini diharapkan mahasiswa terlatih dan punya kepercayaan diri bersaing dengan Fakultas Kedokteran lain yang lebih dahulu established. Semoga prestasi ini jadi motivasi meraih prestasi di skala nasional,” pungkas dr. Risma Ikawaty, Ph.D., Sabtu (14/3/2020). (tok/ang)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs