Pemerintah sampai sekarang sudah memeriksa 620 spesimen yang diduga terkait dengan virus corona atau COVID-19, yang sebagian berasal dari 63 rumah sakit di 25 provinsi di Indonesia.
“Update pemeriksaan spesimen yang sudah dilaksanakan sampai hari ini, total ada 620 spesimen. Spesimen yang dikirimkan dari rumah sakit ada 327 spesimen, yang berasal dari 63 rumah sakit di 25 provinsi,” ujar Yurianto dalam konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Minggu (8/3/2020).
Dia mengatakan 620 spesimen dari 25 provinsi menunjukkan kewaspadaan pemerintah terkait COVID-19 sudah tersistematis sampai ke seluruh wilayah.
Dia menjelaskan spesimen berasal dari pemantauan terus menerus terhadap orang dalam pemantauan (ODP), yang kemudian ketika orang tersebut sakit dan menjadi pasien dalam pengawasan (PDP), maka akan diisolasi untuk kemudian diambil spesimennya.
Dia menekankan 620 spesimen itu bukan jumlah spesimen yang ada per hari ini, melainkan jumlah spesimen yang sudah diperiksa sejauh ini.
Adapun bagi PDP yang hasilnya negatif dan sudah dibolehkan pulang, langkah berikutnya adalah melakukan isolasi diri atau self isolated. PDP yang negatif tersebut selama 14 hari di rumah diharuskan menggunakan masker, mengurangi kontak dekat dengan keluarga, dan kemudian diharapkan sementara untuk tidak keluar rumah.
Yang bersangkutan juga dipantau dinas kesehatan dan puskesmas setempat kondisi kesehatannya setiap hari sampai dengan hari ke-14.
“Kalau semuanya baik maka sudah seluruhnya kita nyatakan tidak bermasalah, bisa bersosialisasi seperti biasa,” jelas dia dilansir Antara.
Namun Yurianto menekankan tidak ada satu jaminan bahwa PDP yang negatif dan sudah dibolehkan bersosialisasi, tidak akan kembali tertular COVID-19.
“Bisa saja kemudian ketularan lagi. Dan menjadi sakit lagi. Tidak ada laporan bahwa yang sudah sembuh kambuh. Yang ada, yang sudah sembuh sakit lagi karena ketularan lagi. Jadi bukan penyakitnya kambuh tapi ketularan lagi,” jelas dia.(ant/tin)